Repelita Bandung - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak menyangka rumah mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penggeledahan tersebut dilakukan di Jalan Gunung Kencana, RT 06 RW 06, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, pada Senin (10/3/2025).
Rumah Ridwan Kamil digeledah KPK terkait kasus dugaan korupsi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB). "Iya, sangat kaget. Ya, semua proses hukum harus kita hormati," kata Jokowi saat ditemui di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Selasa (11/3/2025).
Jokowi menilai kejadian ini menjadi bentuk pembelajaran bagi semua tokoh, termasuk penegakan hukum yang berlaku. "Saya kira, semuanya bisa belajar dari semua kasus-kasus hukum yang ada," jelasnya.
Ketika ditanya apakah ada prasangka terkait hal tersebut saat Ridwan Kamil menjabat sebagai Gubernur Jabar, Jokowi mengaku tidak mengetahuinya. "Ya kan, saya enggak tahu," jelasnya.
Kasus ini muncul setelah Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengundurkan diri. Yuddy telah mengajukan surat pengunduran diri kepada manajemen Bank BJB pada Selasa (4/3/2025), satu hari sebelum KPK memberi pengumuman soal dimulainya penyidikan.
Pengunduran diri tersebut akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sesuai dengan anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yuddy terpilih sebagai pucuk pimpinan Bank BJB ketika Ridwan Kamil masih menjabat sebagai Gubernur Jabar pada 2018-2023.
Yuddy ditunjuk menjadi Direktur Utama Bank BJB dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (30/4/2019). Saat itu, Ridwan Kamil menilai Yuddy adalah sosok yang tepat untuk memimpin Bank BJB.
Menurut pria yang akrab disapa Emil tersebut, Yuddy mempunyai pengalaman bekerja di Bank Mandiri dan BNI yang notabene masuk kategori bank buku IV. Selain itu, Ridwan Kamil juga meyakini bahwa Yuddy mempunyai performa bank nasional.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok