Repelita Jakarta - Hari-hari ini merupakan hari yang menyedihkan sekaligus melelahkan bagi warga di Bekasi, utamanya di seputar Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) dan sekitarnya yang diterjang banjir bandang pada Selasa (04/03/25) akibat hujan lebat sejak Senin (03/03/25). Penyebab banjir ini menurut Wamen PUPR, Ir. Diana Kusumastuti, MT adalah curah hujan yang di atas rata-rata dan bukan akibat tanggul yang bobol.
BPBD Kota Bekasi mencatat sebanyak 7 kecamatan terdampak banjir, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu. Sementara itu, di Kabupaten Bekasi, hujan disertai kiriman air dari hulu sungai menyebabkan banjir di 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung, dan Tambun Utara. Dampaknya meluas ke wilayah sekitarnya, mengakibatkan akses menuju lokasi-lokasi tersebut macet parah bahkan terputus.
Namun, di tengah penderitaan rakyat yang tertimpa musibah banjir, muncul sosok yang mencoba mencari panggung, yaitu Fufufafa. Anak Haram Konstitusi ini dikenal selalu mencari perhatian dengan cara yang kontroversial. Dalam setiap acara maupun kegiatannya, ia sering kali malah merepotkan dengan tindakan yang tidak jelas tujuannya, yang seharusnya bisa ditangani oleh pihak yang berkompeten di bidangnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, pemerhati telematika, Fufufafa ini sering membuat situasi yang sudah cukup serius menjadi lebih rumit. Ia bahkan tidak ragu untuk menyertakan dirinya dalam berbagai kegiatan dengan tujuan pencitraan, padahal kehadirannya seringkali tidak memberi kontribusi nyata. Salah satunya adalah saat dirinya melakukan kunjungan ke lokasi banjir di Bekasi, dengan berpura-pura terjun langsung ke lokasi bencana.
Tapi, yang terjadi justru sangat memalukan. Fufufafa yang berniat untuk mendapatkan pujian atas aksi pencitraannya, justru malah merepotkan banyak orang. Tanpa menggunakan sepatu boot yang seharusnya dikenakan saat berada di area yang tergenang lumpur, Fufufafa terjebak dan akhirnya terpaksa mengenakan sepatu boot setelah menyusahkan ajudannya. Hal ini mengingatkan pada aksi ayahnya yang juga melakukan pencitraan serupa saat memasuki gorong-gorong pada 2012 lalu.
Aksi pencitraan Fufufafa yang mencoba memberikan kesan peduli terhadap musibah banjir ini malah memunculkan rasa ketidaknyamanan bagi banyak pihak. Masyarakat yang sudah muak dengan pencitraan semacam ini, seperti yang diungkapkan oleh Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, merasa bahwa tindakan tersebut hanya menghabiskan waktu dan tenaga tanpa memberikan solusi yang jelas. Media yang meliput pun ikut memberikan sorotan, dengan judul yang bombastis "Tak Pakai Boot, Gibran Becek-becekan Lumpur Tinjau Banjir di Bekasi".
Puncaknya, video dokumentasi saat Fufufafa akhirnya mengenakan sepatu boot, yang seharusnya sudah dilakukan sejak awal, sengaja tidak dipublikasikan. Ini menambah kesan bahwa pencitraan ini dibuat dengan niat tertentu, bukan untuk menanggulangi bencana secara nyata.
Kesimpulannya, masyarakat sudah sangat sadar dengan aksi pencitraan semacam ini. Seperti yang dikatakan oleh Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, tindakan Fufufafa yang terus-menerus berusaha mencuri perhatian justru membuat masyarakat semakin jenuh. Publik merasa bahwa meskipun dibungkus dengan berbagai upaya, hasilnya tetap saja tidak memberikan manfaat nyata bagi mereka.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok