
Repelita Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung berang atas pencopotan Ubedilah Badrun dari jabatannya sebagai Koordinator Program Studi Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Pencopotan tersebut, yang terjadi sebelum masa jabatan Ubedilah berakhir, menimbulkan kontroversi, terutama karena Ubedilah dikenal sebagai sosok yang vokal dalam mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rocky Gerung menyebut tindakan tersebut sebagai upaya untuk membungkam suara kritis akademisi. "Ubed itu seorang kritisi yang basis kritiknya itu akademis.
Dia seorang yang basis oposisinya terhadap kebijakan. Dia adalah orang berani yang basis keberaniannya karena panggilan etik," ujar Rocky melalui kanal YouTube miliknya, Jumat 31 Januari 2025.
Pencopotan Ubedilah dari jabatannya memunculkan kekhawatiran di kalangan akademisi dan aktivis mengenai kebebasan akademik di Indonesia.
Dugaan kuat muncul bahwa keputusan ini memiliki muatan politis, mengingat Ubedilah aktif mengkritik kebijakan pemerintah dan melaporkan dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melibatkan keluarga Presiden ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Jika dia disingkirkan, artinya ada kalangan kampus atau pejabat kampus yang tidak menghendaki universitas diasuh dengan kekuatan akademik dan keteguhan moral," tegas Rocky, menanggapi keputusan tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok