Repelita, Jakarta - Menjelang peringatan Hari Isra Mikraj di Solo, muncul sebuah fenomena yang menarik perhatian banyak orang, yakni kegiatan yang menyerupai sirkus. Menurut Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, seorang pemerhati telematika dan multimedia, kegiatan yang dipandang hanya sebagai pertunjukan hiburan tersebut justru bisa mengalihkan makna penting dari peringatan Isra Mikraj.
Sirkus, yang pada dasarnya adalah hiburan yang melibatkan atraksi akrobat, badut, binatang terlatih, serta aksi-aksi spektakuler lainnya, kini lebih sering dihadirkan dalam bentuk yang lebih mini dan bahkan diubah menjadi atraksi seperti Ledhek Munyuk, yang melibatkan monyet yang dilatih untuk melakukan berbagai aksi. Namun, hal ini mendapat kritik karena menilai penggunaan hewan dalam hiburan bisa berisiko pada kekerasan terhadap mereka.
Roy Suryo mengungkapkan bahwa meskipun sirkus dan acara hiburan lainnya dapat menarik perhatian publik, namun dengan adanya kegiatan-kegiatan yang semacam itu menjelang peringatan Isra Mikraj, kita kehilangan fokus pada nilai-nilai utama peristiwa tersebut. "Isra Mikraj adalah momen penting bagi umat Islam, yang harusnya diisi dengan refleksi atas perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, bukan dengan aksi-aksi yang mengalihkan perhatian," ujar Roy Suryo.
Ia juga menambahkan bahwa di saat umat Islam seharusnya merenungkan makna spiritual dari peristiwa Isra Mikraj, tidak seharusnya ada kegiatan yang justru memperburuk kondisi lingkungan dan mengabaikan inti dari peringatan tersebut. Menurutnya, kegiatan seperti touring motor besar di Solo yang dilakukan beberapa pihak saat itu hanya menambah polusi udara dan seharusnya tidak dipandang sebagai hal yang pantas ditiru oleh publik.
Roy Suryo menegaskan, "Kegiatan yang seharusnya memperingati Isra Mikraj harus memberikan pemahaman lebih mendalam kepada masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai agama, bukan sekadar kegiatan yang memperburuk keadaan."
Sebagian netizen juga memberi komentar keras terkait acara tersebut. Salah satu komentar menyatakan, "Mestinya peringatan Isra Mikraj diisi dengan kegiatan yang lebih bermakna, bukan dengan sensasi yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu." Komentar tersebut menyoroti bahwa kegiatan yang tidak relevan dengan peringatan bisa merusak makna spiritual dari acara tersebut.
Dengan segala polemik ini, Roy Suryo berharap bahwa masyarakat bisa lebih bijak dalam memilih kegiatan yang relevan dan sesuai dengan nilai-nilai agama, serta tidak terjebak dalam sensasi yang hanya mengejar perhatian semata. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok