Repelita Jakarta - Dosen di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) akan menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta pada 3 Februari 2025. Aksi ini diadakan untuk menuntut pemerintah segera membayarkan tunjangan kinerja (tukin) bagi dosen ASN di lingkungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Para dosen ASN Kemendiktisaintek belum pernah menerima tukin sejak diterbitkannya Permendikbud Nomor 49 Tahun 2020 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kemendikbud. Mereka juga menuntut agar tukin yang dibayarkan tidak hanya untuk dosen di perguruan tinggi tertentu, melainkan untuk seluruh dosen ASN.
Koordinator Nasional ADAKSI, Anggun Gunawan, dalam keterangan yang diterima Disway pada 31 Januari 2025, menegaskan bahwa tukin ini harus diterima oleh seluruh dosen ASN yang mengajar di PTN Satker, BLU, PTNBH, maupun di LLDikti. Hal ini, kata Anggun, merupakan hak yang telah diamanatkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 80 tentang ASN.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan telah menyetujui anggaran tambahan untuk tukin sebesar Rp2,5 triliun. Angka ini merupakan yang terkecil dari tiga skema yang diajukan Kemendiktisaintek, yakni Rp2,8 triliun, Rp3,6 triliun, dan Rp8,2 triliun.
Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek, Togar M Simatupang, menyebutkan bahwa anggaran tukin ini akan digunakan untuk dosen yang ada di PTN satker dan PTN BLU yang belum memiliki renumerasi.
Anggun menegaskan bahwa aksi tetap akan dilaksanakan pada 3 Februari 2025 dengan dua tuntutan utama: Segera bayar tukin dosen ASN di Kemendiktisaintek dan berlakukan tukin untuk semua dosen ASN di Indonesia.
Meski ribuan dosen dari seluruh Indonesia siap turun ke jalan, ia mengatakan bahwa aksi ini terbatas untuk 300 orang saja. "Kami sengaja membatasi jumlah peserta yang berangkat demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, di balik jumlah yang terlihat kecil ini, ada ribuan suara dosen ASN di seluruh Indonesia yang turut berjuang dengan hati dan solidaritas luar biasa," ujarnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok