[Jakarta, 3 Desember 2024] - Pengamat politik Rocky Gerung menegaskan bahwa Palang Merah Indonesia (PMI) harus tetap bebas dari pengaruh politik. Hal ini disampaikan menyusul adanya kabar tentang upaya politisasi dalam pemilihan Ketua PMI pada Musyawarah Nasional (Munas) mendatang.
Menurut Rocky, PMI sebagai organisasi kemanusiaan harus menjaga independensinya. Pemilihan kepemimpinan dalam tubuh PMI tidak boleh diwarnai oleh kepentingan politik yang dapat merusak integritas organisasi.
“PMI adalah organisasi yang berlandaskan nilai kemanusiaan. Jika jabatan Ketua PMI dijadikan alat untuk ambisi politik, itu akan merusak esensi PMI sebagai lembaga yang fokus pada misi kemanusiaan,” ujar Rocky.
Kekhawatiran Rocky semakin kuat setelah beredar kabar adanya upaya untuk menggantikan Jusuf Kalla sebagai Ketua PMI dengan politisi Agung Laksono dari Partai Golkar. Ia menilai bahwa apabila proses pemilihan disusupi intervensi politik, hal tersebut dapat mencederai nilai-nilai PMI.
“Ketua PMI seharusnya adalah sosok yang mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk kemanusiaan, bukan seseorang yang masih terlibat dalam ambisi politik. Jabatan ini harus diberikan kepada individu yang telah selesai dengan urusan politik dan ingin mendedikasikan hidupnya untuk membantu sesama,” tegasnya.
Rocky juga mengingatkan bahwa prinsip dasar PMI adalah menyelamatkan nyawa dan memberikan bantuan tanpa memandang latar belakang apapun.
“PMI harus tetap menjadi tempat bagi mereka yang ingin berkontribusi secara sukarela untuk kemanusiaan. Kita perlu menjaga agar organisasi ini tidak menjadi alat kepentingan politik,” pungkas Rocky.
Perhatian publik terhadap isu politisasi dalam tubuh PMI terus meningkat. Banyak pihak yang berharap agar PMI tetap memprioritaskan nilai kemanusiaan dan menghindari tarik-menarik kepentingan politik.(*)
Editor: Elok WA R-ID