
Repelita, Jakarta 16 Desember 2024 - Majalah satir Charlie Hebdo kembali menarik perhatian dengan menggelar kontes kartun yang bertujuan mengejek Tuhan, sebagai bagian dari peringatan sepuluh tahun serangan fatal di kantornya. Kontes ini membuka peluang bagi para kartunis untuk mengirimkan gambar yang disebut sebagai “paling lucu dan paling kejam.”
Serangan yang terjadi pada 7 Januari 2014 lalu membuat Charlie Hebdo menjadi sasaran dua penyerang ekstremis Islam. Dalam insiden tersebut, delapan staf majalah termasuk beberapa kartunis terkenal tewas. Serangan ini dipicu oleh keputusan majalah untuk menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, yang menuai kecaman dari banyak pihak.
Dalam langkah provokatif, Charlie Hebdo mengundang para kartunis untuk berpartisipasi dalam kontes mengejek Tuhan. Majalah tersebut mengirimkan pesan kepada mereka yang merasa muak dengan kehidupan yang dipengaruhi oleh agama dan para pemimpin agama.
Majalah Charlie Hebdo, sejak berdiri pada 1970, telah lama menjadi simbol kebebasan berbicara di Prancis, meskipun sering kali dikritik karena mengejek agama dan mengundang perdebatan tentang batasan kebebasan berekspresi. Kritik muncul terkait penggambaran agama, seperti penerbitan kartun yang mengaitkan Islam dengan terorisme.
Kontroversi juga muncul ketika majalah itu mengolok-olok Perawan Maria, yang kemudian memicu pengaduan hukum dari organisasi Katolik. Majalah ini sering kali menggunakan kartun untuk mengejek agama lain, termasuk Kristen.
Dalam memperingati sepuluh tahun serangan itu, Charlie Hebdo juga menerbitkan buku khusus yang menampilkan karya para kontributornya yang gugur. Di samping itu, akan ada penghormatan publik untuk mengenang para korban serangan tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

