Repelita, Jakarta 21 Desember 2024 - Perseteruan antara PDIP dan Presiden Joko Widodo memasuki babak baru setelah pemecatan Jokowi bersama anak dan menantunya, Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution, pada Senin (16/12). Pemecatan tersebut dilakukan karena ketiganya dianggap melanggar kode etik dan disiplin partai dengan mendukung calon yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Pilpres 2024, yang bertentangan dengan keputusan partai yang mencalonkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
PDIP juga mencium adanya upaya Jokowi untuk campur tangan dalam urusan internal partai, salah satunya melalui pergantian Sekjen yang dijabat Hasto Kristiyanto. Ketua DPP PDIP Deddy Yevry Sitorus mengungkapkan bahwa ia mendengar adanya indikasi tersebut dan tidak membantah dugaan bahwa Jokowi terlibat dalam upaya tersebut.
Deddy menambahkan bahwa kabar tersebut sengaja beredar menjelang pelaksanaan Kongres Partai pada 2025. Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Hukum Nasional, Ronny Talapessy, menginstruksikan seluruh kader untuk bersiaga menghadapi segala upaya yang bisa mengganggu kestabilan partai menjelang Kongres V.
Ronny juga merespons beredarnya baliho dan spanduk yang mempertanyakan keabsahan kepemimpinan Megawati Soekarnoputri yang diperpanjang sejak Juni lalu. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari upaya pihak-pihak tertentu yang ingin mengacak-acak kepemimpinan di PDIP.
Dengan situasi yang semakin memanas, PDIP menyatakan bahwa mereka akan terus menjaga kestabilan internal partai dan siap merespons segala upaya yang dapat mengguncang posisi ketua umum Megawati Soekarnoputri. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok