Hasto Kristiyanto dan FX Rudy Ziarah ke Makam Pangeran Sambernyawa, Soroti Pilkada 2024
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, bertemu dengan Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, atau FX Rudy, dalam sebuah ziarah ke Makam Pangeran Sambernyawa di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah. Ziarah ini dilakukan sebagai bentuk kontemplasi kedua tokoh tersebut menjelang Pilkada 2024.
Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai sosok kesatria yang berjuang melawan pengkhianat bangsa yang bersekutu dengan Belanda. Hasto dan FX Rudy berharap mendapatkan inspirasi dan kekuatan spiritual dalam menghadapi situasi politik yang berkembang saat ini.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga menyinggung sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Pilkada 2024. Ia menyatakan, "Indonesia saat ini mengalami kegelapan demokrasi akibat pelanggaran konstitusi, demokrasi, dan penggunaan aparat negara dalam Pilkada. Rakyat sudah gelisah dengan keterlibatan 'Partai Coklat' yang mengabdi pada keluarga dan ambisi kekuasaan Jokowi," kata Hasto.
Hasto menjelaskan bahwa ziarah tersebut merupakan bagian dari upaya spiritual untuk mencari keadilan. "Kami mengadukan Jokowi ke Gusti, Sang Pemegang Kehidupan, Tuhan Yang Maha Adil, dan memohon agar diberikan Terang Keadilan. Doa itu suci," ujarnya.
Menurut Hasto, Jokowi yang kini dianggap lupa pada asal muasal kehidupan dan etika Jawa yang harusnya dijunjung tinggi. "Pak Jokowi tidak lagi Njawani. Melik nggendong lali. Lupa dengan sangkan paraning dumadi," tambahnya.
Hasto juga menegaskan bahwa Indonesia adalah negeri spiritual, dan pemimpin yang melanggar etika dan moral sama saja dengan melanggar kultur dan pranatan kebaikan. "Agama dan kepercayaan apa pun tidak pernah mengajarkan pengkhianatan," kata Hasto.
FX Rudy, dalam momen tersebut, terlihat sangat sedih saat mengingat masa lalu tentang gagasan ideal bahwa rakyat biasa dapat menjadi pemimpin. Ia juga mengungkapkan bagaimana sosok Jokowi yang sederhana dan diperjuangkan oleh rakyat, kini berubah karena kekuasaan.
"Ambisi kekuasaan itu harus dihadapi demi menyelamatkan demokrasi dan peradaban negeri," ujar FX Rudy. (*)