Andika-Hendrar Kalah di Pilgub Jawa Tengah, Luthfi-Taj Yasin Unggul Berdasarkan Quick Count
Jagoan PDIP di Pilgub Jawa Tengah, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, harus menerima kekalahan berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count dari lembaga survei. Pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen, berhasil unggul dalam hasil hitung cepat tersebut.
Menurut lembaga survei LSI, pasangan Luthfi-Yasin meraih 59,38 persen suara, sementara Andika-Hendrar hanya memperoleh 40,62 persen suara. Data suara yang masuk mencapai 100 persen.
Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat hasil serupa, di mana Luthfi-Yasin meraih 59,12 persen suara dan Andika-Hendrar mendapatkan 40,88 persen suara. Meskipun hasil ini belum final dan masih menunggu penghitungan resmi dari KPU, hasil quick count ini mengindikasikan berakhirnya dominasi PDIP yang selalu menang di Pilgub Jawa Tengah.
Secara historis, PDIP selalu mencatatkan kemenangan dalam Pilkada Jateng sejak pertama kali digelar pada 2008. Saat itu, pasangan Bibit Waluyo-Rustiningsih yang diusung PDIP terpilih sebagai kepala daerah Jateng periode 2008-2013. Kemenangan PDIP berlanjut melalui Ganjar Pranowo yang menjabat dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023.
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, mengungkapkan bahwa kekalahan Andika-Hendrar mengejutkan banyak pihak. "Selama ini mesin partai di Jawa Tengah sangat solid, ini menjadi evaluasi besar bagi PDIP," katanya. Menurutnya, mesin politik PDIP kali ini tidak maksimal dalam menggalang dukungan di Pilgub Jateng.
Sementara itu, faktor keberhasilan pasangan Luthfi-Taj Yasin dipandang berasal dari dukungan kuat Presiden Joko Widodo. Selama kampanye, Jokowi terlihat aktif menemani pasangan Luthfi-Taj Yasin blusukan di berbagai wilayah Jateng. "Meskipun Jokowi sudah tidak lagi menjabat presiden, pengaruhnya di Jawa Tengah masih sangat kuat," kata Wasisto.
Peneliti senior Populi Center, Usep S. Ahyar, menilai kemenangan Luthfi-Taj Yasin tidak lepas dari dukungan Jokowi yang turun tangan langsung dalam kampanye. "Jokowi memberi darah segar bagi elektabilitas Luthfi setelah sempat mandek," ujar Usep.
Selain itu, Wasisto juga mengungkapkan bahwa pasangan Luthfi-Taj Yasin berhasil menguasai segmen pemilih muslim di Jateng, terutama dengan peran Taj Yasin yang sangat kuat dalam menggaet pemilih Islam. Sementara itu, Andika-Hendrar dianggap gagal memecah suara pemilih muslim di wilayah tersebut.
Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menambahkan bahwa karakter pemilih di kawasan pantai utara Jawa Tengah (Pantura) yang didominasi oleh masyarakat santri lebih mendukung pasangan dengan komposisi Nasionalis-Santri. "Ini tercermin di Luthfi-Yasin, di mana jaringan Nahdlatul Ulama sangat mendukung pasangan ini," kata Umam.
Sebaliknya, Umam mengatakan pasangan Andika-Hendrar yang hanya merepresentasikan corak nasionalis dinilai kurang mampu menarik dukungan dari pemilih santri di Jateng. Dengan demikian, keberhasilan Luthfi-Taj Yasin didorong oleh dukungan kuat dari KIM plus dan Jokowi, serta situasi politik yang rapuh bagi PDIP di Jawa Tengah. (*)