Polisi telah menetapkan dua orang sebagai tersangka atas kasus perusakan dan pengeroyokan dalam acara diskusi Diaspora yang digelar oleh Forum Tanah Air (FTA), di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 september 2024.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam menyebut ada lima orang yang telah ditangkap terkait aksi kerusuhan di acara diskusi Diaspora yang dihadiri sejumlah tokoh FTA.
“Ya sementara dua orang telah ditetapkan tersangka,” katanya dikutip pada Senin, 30 september 2024
Lebih lanjut ia menyebut, diperkirakan ada 30 orang yang terlibat. Mereka memasuki tempat diskusi secara paksa dan melakukan pemukulan terhadap tiga orang peserta diskusi hingga satpam hotel.
Gerombolan massa berbaju hitam itu sempat menghancurkan proyektor, meja, gelas, hingga banner yang digunakan dalam acara di ballroom hotel tersebut. Kemudian mereka melarikan diri.
Polisi menjerat para tersangka dalam kasus ini dengan pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur soal pengeroyokan dan perusakan.
Pasal tersebut mengancam pelaku dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan. Jika tindakan mereka mengakibatkan luka-luka atau luka berat, para pelaku bisa diancam pidana penjara hingga 7 atau 9 tahun
Sementara itu, salah satu pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka viral di media sosial.
Warganet kini juga mulai menyoroti sosok pria bertopi yang diduga sempat memarahi salah satu tersangka di lokasi kejadian.
"Ayo tebak siapa yang pake topi yang memarahi si boncel ini," tulis akun @Hukumxxx.
"Perkelahian fisik itu tidak ada dalam sekenario mereka, tapi spontan terjadi, makanya yang pake topi krem dan pakai masker yang dipanggil komandan oleh Fhelick E Kalawali ngamuk dan ngasih briefing! Siapa kah dia?" tanya akun @BosPurwa
"Halo Pak Kapolri @ListyoSigitP sudah banyak bukti mengarah ke topi coklat pak, masa harus nunggu mahmud md jadi menteri baru bisa terungkap," sahut akun @ichsanfauxxx.
Kronologi
Diberitakan sebelumnya, jagat dunia maya digegerkan dengan aksi bar bar sejumlah orang tak dikenal (OTK), yang menyerang sebuah acara diskusi Diaspora oleh FTA di salah satu hotel pada Sabtu, 28 September 2024.
Gerombolan OTK yang datang mengenakan masker itu tiba-tiba ngamuk, merusak sejumlah alat di ruang diskusi.
"Bubar, bubar," teriak mereka sambil menghancurkan meja, dan layar diskusi.
Peristiwa ini membuat sejumlah tamu yang hadir panik berlarian. Tak hanya itu, sekelompok OTK juga sempat menyerang beberapa pengunjung.
Tampak dalam video yang beredar, aksi brutal tersebut membuat petugas kewalahan.
Sejumlah polisi yang berada di lokasi kejadian tak bisa berbuat banyak.
"Ada apaan ini?" teriak korban bertanya.
Video brutal sekelompok OTK itu viral setelah diunggah ke akun media sosial X.
"Kemarin aksi di Taman Menteng dihadang. Hari ini diskusi Forum Tanah Air diserbu massa tak dikenal. Ada apa sih ini?" tulis keterangan @Mdy_Asmara1701 seperti dikutip dari viva
Ini Identitas Koordinator Perusuh Acara Diskusi Tokoh, Sempat Pelukan Dengan Polisi
Sejumlah acara masyarakat sipil diadang oleh massa tak dikenal dalam dua hari terakhir, seperti diskusi Forum Tanah Air dan aksi mengarak 'Raja Jawa' di Jakarta.
Acara-acara ini memang digelar sebagai bentuk kritik terhadap berbagai peristiwa sosial politik yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, terutama menyinggung rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam undangan yang diterima terkait aksi arak-arakan, massa aksi disebut akan mengarak 'Raja Jawa' dan membacakan '7 deadly sins' dari rezim yang dianggap telah memperburuk kondisi demokrasi dan kelestarian lingkungan.
Massa aksi awalnya berencana kumpul di Taman Menteng Jakarta Pusat sekitar pukul 14.00 WIB dan melakukan longmars ke Skate Park Dukuh Atas.
Namun, saat aksi hendak dimulai dari Taman Menteng, tiba-tiba segerombolan massa tak dikenal mengadang dan merampas alat peraga aksi yang mereka bawa.
"Mereka lihat poster yang kita bawa. Tiba-tiba alat peraga diambil, poster yang Raja Jawa. Semua diambil. Mereka banyak. Mereka lebih banyak. Toa diambil," kata salah satu peserta aksi bernama Arhan.
Namun, massa tetap melanjutkan aksi dengan melewati rute Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Imam Bonjol, hingga Jalan Jendral Sudirman.
Saat di jalan Jenderal Sudirman dan hendak belok menuju kawasan Skate Park Dukuh Atas, mereka tiba-tiba dihalau oleh sekelompok massa tak dikenal lagi. Sekelompok massa itu meminta aksi dibubarkan.
Terlihat massa tak dikenal ini mencoba merebut atribut aksi. Mereka juga terlibat cekcok hingga timbul kericuhan.
"Mereka incar di pinggir jalan. Nah pas pertigaan mereka cepat tiba-tiba lari ambil alat peraga. Mereka juga menendang," kata salah satu peserta aksi Arhan.
Usai ricuh, para peserta aksi pun perlahan-lahan membubarkan diri sekitar pukul 15.37 WIB
Penyerangan juga dirasakan oleh diskusi yang diselenggarakan oleh Forum Tanah Air di sebuah hotel di Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9).
Diskusi yang dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M. Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, dan Sunarko itu dibubarkan paksa oleh sekelompok orang tak dikenal.
Din Syamsuddin mengatakan awalnya sejak pagi sekelompok massa tak dikenal telah melakukan aksi orasi dari atas mobil komando di depan hotel sebelum acara dimulai.
"Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan kecuali mengkritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Presiden Jokowi," kata kata Din dalam keterangannya.
Kemudian, saat acara akan dimulai massa tersebut justru masuk ke dalam ruangan dan mulai melakukan aksi perusakan.
"Acara baru akan dimulai massa anarkis memasuki ruangan hotel dan mengobrak abrik ruangan. Polisi kelihatan diam membiarkan massa pengacau," ucap Din.
Akibatnya, acara diskusi batal dan menjadi konferensi pers. Dalam konferensi pers itu, para pembicara mengecam tindakan brutal kelompok massa dan menyayangkan aparat keamanan tidak menjaga keamanan dan melindungi masyarakat yang berkumpul di ruangan hotel.
Marwan Batubara yang juga turut hadir dalam acara itu membenarkan ihwal aksi penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sekuriti hotel katanya juga bahkan juga turut menjadi korban dalam aksi penyerangan tersebut.
"Mereka masuk ke dalam ruangan dan mengobrak-abrik perangkat, misalnya ada tripod, screen untuk in focus atau display lah ya, lalu mic, ada tongkat mic dicabut dipukulkan ke meja pokoknya menyerang dengan cara yang brutal," tutur dia.
"Dan ini kita nyatakan, setelah itu kan konferensi pers, ini tidak beradab, ini primitif, ini biadab, ini represif, itu secara objektif memang seperti itu adanya," sambungnya.
INI DIA KOORDINATOR PERUSUH ACARA DISKUSI TOKOH
Nama : Yacobus
Pekerjaan : kordinator parkir discotik 2001 Cengkareng
Alamat : jln. Kapuk Raya Cengkareng Jakarta barat
Tunggu apa lagi @DivHumas_Polri?
Mohon jangan sampai kasus ini berkembang jadi konflik horisontal dan isue SARA!
NIH ORANGNYA... YANG BERPELUKAN DENGAN POLISI.***