KIM plus alias Koalisi Indonesia Maju yang digawangi partai politik pendukung Prabowo-Gibran ditambah partai politik lain dinilai menjadi penyebab maraknya fenomena kotak kosong di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
Analis politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan koalisi besar membuat partai politik lain ikut membebek karena mengusung calon lain sudah pasti kalah.
"KIM plus membuat banyak partai mengikuti keputusan mengenai calon yang diusung di suatu daerah," kata Jamiluddin kepada RMOL, Senin (9/9).
Diketahui, terdapat 31 daerah di Indonesia yang mencalonkan diri dengan tunggal pada Pilkada 2024, mencakup satu provinsi, 35 kabupaten dan lima kota.
Jamiluddin berpendapat koalisi gemuk KIM plus membuat partai lain terpaksa tidak mengajukan kader terbaik karena berhitung soal kemenangan.
"Solidaritas koalisi membuat beberapa partai tak mengajukan kadernya yang potensial untuk maju. Akibatnya, satu calon diusung banyak partai," katanya.
Ia menambahkan kondisi demikian membuat partai harus manut dengan satu pilihan meskipun calon yang ditunjuk koalisi tidak memiliki prestasi.
"Celakanya, calon yang diusung tak punya prestasi atau yang tak diinginkan masyarakat. Akibatnya, calon yang diusung biasa saja dan hanya melawan kotak kosong," kata Jamiluddin.