Pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto di Kongres PAN yang menyatakan ambisi kekuasaan berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi suatu bangsa diyakini ditujukan untuk Presiden Joko Widodo.
Keyakinan itu disampaikan Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, saat dihubungi Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Senin (26/8).
"Pernyataan Prabowo di Kongres PAN tersebut bisa jadi ditujukan kepada Jokowi dan pengikut aliran dinasti politik lainnya di Indonesia bahwa nafsu berkuasa akan meruntuhkan bangunan demokrasi yang sedang dirajut di Indonesia," kata Andi.
Analis politik Universitas Nasional itu melanjutkan, bahwa pernyataan Prabowo ini adalah awal yang bagus dan terlihat lebih humanis ketimbang Jokowi yang penuh dengan kepura-puraan.
"Statement Prabowo tersebut sejatinya menjadi ruh dalam membuat desain struktur dan program pemerintahannya ke depan," tandas Andi Yusran.
Dalam pidatonya pada penutupan Kongres VI PAN yang berlangsung di Kempinski, Jakarta, pada Sabtu malam (24/8), Prabowo menekankan politik tidak hanya sekadar mengatur kekuasaan, tetapi juga upaya untuk mendapatkan mandat dari rakyat guna menjalankan pemerintahan demi kesejahteraan mereka.
Namun, Prabowo juga menyoroti bahaya dari nafsu kekuasaan yang tidak terkendali, terutama jika kekuasaan itu dikejar tanpa memikirkan kepentingan rakyat dan malah diatur oleh kekuatan lain yang tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
"Walaupun mereka-mereka yang terlalu haus dengan kekuasaan, dan kadang-kadang kekuasaan itu hendak dibeli, hendak diatur oleh kekuatan-kekuatan lain, nah ini yang bisa mengganggu dan bahkan merugikan suatu bangsa,” tandasnya seperti dikutip rmol
Prabowo: Mereka Yang Terlalu Haus Kekuasaan, Bisa Merugikan Bangsa!
Presiden terpilih Prabowo Subianto menyinggung sikap pihak-pihak yang haus dengan kekuasaan sampai-sampai berupaya untuk memperoleh kekuasaan tersebut harus dikakukan dengan cara "membeli'.
Baginya, karakter kekuasaan yang seperti demikian akan merugikan bangsa.
"Mereka-mereka yang terlalu haus dengan kekuasan, dan kadang-kadang kekuasan hendak dibeli, hendak diatur, hendak dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan lain, kekuatan-kekuatan di luar kepentingan rakyat, ini yang bisa ganggu bahkan merugikan suatu bangsa," ujar Prabowo dalam penutupan Kongres PAN ke-VI, di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8) malam.
Meski begitu, ia tak merinci siapa pihak yang haus akan kekuasaan tersebut.
Prabowo lantas menjelaskan filosofi utama menjadi penguasa berarti harus mampu dan memiliki kemampuan memperbaiki kehidupan rakyat.
"Untuk memperbaiki kepentingan rakyat perlu untuk berkuasa," tambah dia.***