Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Profil Hasto Kristiyanto : 'Tukang Ketik' Jadi Sekjend PDIP Kini DIperiksa KPK Kasus Harun Masiku

 

Setelah bertahun-tahun kasus terduga korupsi Harun Masiku mengendap, kini KPK RI kembali bergerak dengan memerikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Dijadikan bidikan pada kasus Harun Masiku dinilai lantaran Hasto Kristiyanto bersama PDIP tak lagi berada di barisan kekuasaan dalam hal ini Presiden Jokowi.

Hilangnya Harun Masiku selama 4 tahun setelah ditetapkan tersangka pun kembali menyita perhatian publik setelah KPK berani memanggil Hasto untuk memberikan keterangan.

KPK jadwalkan periksa Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto pada Senin (10/6/2024) hari ini.

Meski Hasto sebelumnya menyatakan siap hadir di KPK, namun KPK belum menerima konfirmasi kehadirannya.

Hasto dipanggil sebagai saksi kasus suap eks kader PDI-P Harun Masiku.

"Belum ada info terkait konfirmasi kehadiran," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sigiarto saat dihubungi, Senin pagi.

Meski demikian, Tessa mengatakan pihaknya yakin Hasto akan bersikap kooperatif memenuhi panggilan penyidik.

Sebelumnya, Hasto menyatakan siap memenuhi panggilan KPK untuk dikintai keterangan terkait kasus Harun Masiku.

Menurut Hasto, KPK merupakan lembaga yang didirikan ketika Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menjadi presiden.

"Saya datang, karena yang mendirikan KPK Bu Mega," ujar Hasto saat ditemui di Sekola Partai DPP PDI-P, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6/2024).

Lantas siapa Hasto Kritiyanto dan bagaimana sepak terjangnya?

Berikut Profil Hasto Kristiyanto dilansir dari berbagai sumber:

Hasto Kristiyanto, lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966, lahir dari ayah bernama Antonius Krido Pardjono dan ibu bernama Yohana Sutami.

Semasa sekolah di Sekolah Dasar Hasto Kristiyanto sangat tertarik dengan cerita-cerita wayang, alam budaya Jawa sangat berpengaruh dalam dirinya.

Kisah yang paling ia sukai adalah Mahabharata, sebuah adegan konflik kekuasaan antara kebenaran dan kebathilan.

Semasa SMA di Kolese de Britto, Hasto Kristiyanto mulai membaca buku-buku politik, sejalan dengan aktivitas saat SMA yang ia lalui dengan berbagai macam organisasi.

Ia banyak menyaksikan peristiwa-peristiwa kebudayaan di Yogyakarta, juga perkembangan dinamika politik yang sangat keras dan ini mempengaruhi dirinya dalam mengembangkan ketrampilan berorganisasi.

Tahun 1985, Hasto Kristiyanto berhasil menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Teknik Kimia.

Semasa kuliah di UGM, Hasto banyak ikut organisasi kemahasiswaan, bakat menonjol berorganisasi ditunjukkan dengan dipilihnya Hasto menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.

Dalam pergulatan aktivitas organisasi kemahasiswaan Hasto banyak membaca persoalan-persoalan rakyat, apalagi masa itu situasi represi rezim Orde Baru mencapai puncaknya.

Di tahun 1986-1987 kebangkitan PDI yang memunculkan nama Megawati Sukarnoputri.

Bangkitnya PDI dan memunculkan kembali ingatan publik pada sosok Bung Karno, bangkitnya ingatan publik terhadap Bung Karno ini membuat Hasto mulai memikirkan dalam- dalam masa depan Indonesia.

Dalam masa-masa kuliah ini, Hasto banyak membaca buku-buku tentang Sukarno dan gagasannya soal Indonesia Raya.

Perspektif pemikiran Sukarno inilah yang kemudian mempengaruhi dalam cara berpolitik dan idealisme politiknya.

Bagi Hasto kesadaran Sukarnois adalah kesadaran spiritual yang melampuai alam kata-kata dan alam rasio.

Kesadaran Sukarnois adalah pembentukan peradaban Indonesia lewat jalan panjang dan berliku tapi punya tujuan membangkitkan kebesaran Indonesia Raya sebagai mercusuar peradaban dunia.

Karier Professional

Setelah lulus Fakultas Teknik Kimia UGM tahun 1991, Hasto memulai karir di BUMN PT Rekayasa Industri, di awal karir ia menempati jabatan UOA Precommissioning/Commissioning Enginer untuk menjalankan pabrik di instrument air dryer, Water Treatment, Gas Turbine Generator dan Pabrik Ammonia dengan supervisi dari M.W Kellog, USA.

Lalu pada tahun 1993, Hasto ditarik masuk ke dalam proyek pemindahan Pabrik Plasterboard dari Swedia ke Indonesia, sebagai Project Engineer ia bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan team engineering, menyiapkan legal documents yang diperlukan untuk pembangunan pabrik dan pemilihan subkontraktor proyek.

Di tahun yang sama juga ia dimasukkan ke dalam tim internal Rekayasa Industri untuk mengembangkan bisnis sebagai upaya mengatasi kebangkrutan dan mendesain transformasi bisnis untuk menjadikan Rekayasa Industri menjadi perusahaan yang menguntungkan dan sebagai pemain global.

Tahun 1999-2000, Hasto diperintahkan manajemen Rekayasa Industri sebagai “Project Control Manager terhadap studi untuk “Development of Foundation Nuclear Power Plant” Ujung Lemah Abang bekerjasama dengan ITB dan BATAN.

Hasto bekerja di BUMN PT Rekayasa Industri dari tahun 1992, berbagai posisi ia tempati sampai pada tahun 2002, ia melaksanakan tugas sebagai Project manager pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Kalimantan Timur dengan pembiayaan dari Asian Development Bank.

Ia juga bertindak kepala divisi agro industri, yang bertanggung jawab di dalam melakukan strategi penetrasi pasar, analisa industri dan juga menjabat sebagai Bussiness Manager of CPO Industri.

Di tahun 2002, Hasto dimasukkan sebagai anggota tim transformasi bisnis di Rekayasa Industri yang mendefinisikan “Strategic Intent” perusahaan, identifikasi “Key Performance Indicator”, dan melakukan kajian serta menyempurnakan proses bisnis PT Rekayasa Industri.

Karier Politik

Sejak awal tahun 1990-an Hasto sudah berminat masuk ke dalam dunia politik. Ia belajar politik dari tokoh akademisi ilmu politik UGM Cornelis Lay, kemanapun Cornelis Lay pergi ia ikut dan menimba ilmu darinya.

Selain itu Hasto juga banyak bergaul dengan senior-senior Partai PDI dari Jawa Timur.

Tahun 1999 Hasto mulai masuk ke dalam struktur Partai dan bekerja sebagai “tukang ketik” disitu ia mendapatkan banyak pelajaran dan pengertian-pengertian baru tentang semangat Partai.

Dari banyak notulensi rapat ia menyerap “suasana kebatinan Partai” dan idealisme-nya.

Setelah menamatkan Pendidikan Strata-2 nya tahun 2000 di Prasetya Mulya, Hasto memutuskan total masuk ke Partai dan berkarir di Partai PDI Perjuangan.

Pada tahun 2004, Hasto Kristiyanto terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek, Jawa Timur.

Di dalam DPR RI, ia masuk di komisi VI yang bermitra dengan Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, KPPU dan BKPM). Di Alat Kelengkapan DPR RI Hasto masuk ke dalam Badan Anggaran.

Ia juga pengusul Hak Angket Tolak Impor Beras di tahun 2006. Di tahun 2007 Hasto juga menjadi salah satu pengusul Hak Angket Kenaikan harga BBM.

Ia juga menjadi anggota Pansus RUU Penanaman Modal (UU.No 25 Tahun 2007). Dan bersama dengan Fraksi PDI Perjuangan menolak pengesahan Perpu Free Trade Zone (Perpu No.1 Tahun 2007).

Di tahun 2008 Hasto Kristiyanto masuk ke dalam Pansus RUU ITE (UU No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik).

Selain itu di tahun 2008 Hasto berada dalam Panitia Anggaran (Panggar) RUU APBN No.16 tahun 2008 Perubahan Uu 45-2007 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008. Di tahun 2008 pula Hasto menjadi Anggota Pansus RUU UMKM (UU No.20 Tahun 2008 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Di tahun 2009, Hasto masuk ke dalam Pansus RUU Mineral Batubara (UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba).

Lalu ia juga masuk ke dalam anggota Pansus RUU Kawasan Ekonomi Khusus (UU No.39 tahun 2009) dan Pansus RUU tentang resi gudang ( UU No.2 tahun 2009). Di tahun 2009 ini pula Hasto menjadi salah satu pengusul hak angket DPT Pemilu 2009.

Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto berkarir dari bawah sekali di PDI Perjuangan. Pertama kali ia menjadi “tukang ketik” pada rapat-rapat yang dilakukan oleh para senior Partai. Kemudian ia diangkat menjadi Wakil Ketua Bidang II Media Massa dan Penggalangan DPP PDIP.

Lalu atas amanah kongres 2010 ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Kesekretariatan yang diputuskan pada Kongres PDI Perjuangan.

Di tahun 2014 saat Sekjen PDI Perjuangan saat itu Tjahjo Kumolo diangkat jadi Menteri Dalam Negeri, Hasto Kristiyanto-pun menggantikannya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan.

Pada Kongres IV PDI Perjuangan 2015, Hasto Kristiyanto ditunjuk secara resmi menjadi Sekjen PDI Perjuangan untuk masa bakti 2015-2020.

Selama menjabat Sekjen pada periode 2015-2020 atas amanah kongres IV PDIP 2015, Hasto melakukan restrukturisasi administrasi dan perubahan yang mendasar terhadap sistem manajemen Partai.

Pada tahun 2012 saat kampanye Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Hasto Kristiyanto menjadi tokoh penting dibalik layar kemenangan Jokowi merebut kursi DKI-1 pada tahun 2012.

Simpul-simpul relawan dibangun dan dibuatkan koordinasinya sehingga secara efektif Jokowi-Ahok memenangkan Pilkada DKI 2012.

Pada kampanye Pilpres 2014, Hasto berperanan sebagai “Sentral Figur” yang menyatukan semua kekuatan politik untuk mendukung Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.

Hasto membangun komunikasi ke banyak kelompok dan memimpin rapat-rapat koordinasi yang kemudian mewujud dalam Kampanye Politik 2014 yang kemudian memenangkan pasangan Jokowi-JK.

Dalam kampanye politik 2014 Hasto Kristiyanto mendapatkan tugas dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputeri untuk menggalang seluruh kekuatan politik pendukung Jokowi dan menjadi Juru Bicara Tim Sukses Jokowi-JK.

Pada kampanye Pilpres 2019, Hasto Kristiyanto berinisiatif membentuk Tim Kampanye Nasional (TKN) yang terstruktur dan sistematis juga penempatan orang per orang dalam TKN yang kelak bisa mengisi jabatan politik.

Dalam Kampanye 2019 peran Hasto begitu menonjol dari sisi koordinasi politik dari seluruh kekuatan politik pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

Dalam TKN 2019, Hasto menjabat sebagai Sekretaris TKN dan mengatur seluruh administrasi serta manajemen TKN.

Juga pembentukan strategi-strategi kemenangan. Terbukti pada tahun 2019 Jokowi-Ma’ruf Amin memenangkan Pilpres 2019 dengan hasil yang gemilang.(*)

Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved