Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Lingkaran Jokowi Beda Sikap Soal Kebijakan, Pengamat: Ambisius dan Kurang Perhitungan

Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti buka suara soal baru-baru ini munculnya kebijakan-kebijakan yang dilakukan Presiden RI Jokowi.

Dia turut menyinggung sikap satu persatu lingkaran pembantu dan pendukung Presiden Jokowi menyatakan berbeda dengan kebijakannya. Di antaranya soal UKT, IKN dan terbaru program Tapera.

Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto menjanjikan menggratiskan biaya kuliah.

Bukan hanya Prabowo, bahkan semua fraksi di DPR baik yang pro Jokowi maupun oposisinya bersikap sama. Akhirnya kebijakan UKT dicabut.

Selain itu, mundurnya pimpinan Otorita IKN. Tak jelas benar apa alasannya. Namun, mundurnya dua pejabat dinilainya cukup menarik. Sebab, jarang terdengar pejabat di era Jokowi menyatakan mundur dari jabatan. 

Belum lagi, Menkeu Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono yang menyatakan berbeda pendapat dengan Jokowi. Mereka menyebut tidak menduga kebijakan Tapera diberlakukan lebih cepat dari desain awalnya.

Kondisi itu memunculkan pertanyaannya, mengapa semakin banyak pendukung dan lingkaran Jokowi menyatakan sikap berbeda?

"Makin banyak orang merasa program-program Jokowi terlalu terburu-buru, ambisius dan kurang perhitungan. Salah satunya kurang sensitif dengan kondisi yang tengah dialami oleh masyarakat," jelas Ray Rangkuti melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (8/6/2024).

Ray menilai, makin banyak lingkaran Jokowi sadar kebijakan-kebijakan pemerintah belakangan ini, terlihat sebagai ambisi dan proyek pribadi dibandingkan dengan tujuan mengutamakan kepentingan rakyat.

"Ambisi Jokowi yang menggebu-gebu bahkan terlihat seperti menerobos berbagai ketentuan, aturan atau fatsun yang berlaku," nilai Ray.

Makin dekat masa akhir jabatan Jokowi, kekuatan-kekuatan politik membentuk barisan baru. Tentu saja, dalam barisan baru itu, kehadiran Jokowi tidak lagi sebagai pusat.

“Sudah berkurang. Dan jauh berkurang, mengingat bahwa Jokowi tidak memiliki kekuatan politik formal di belakangnya,” ujar Ray.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah berbicara dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani perihal Tapera. Penerapannya paling lambat hingga tahun 2027 untuk membangun kredibilitas Tapera.(m27)

Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved