Repelita Jakarta - Kebijakan pemerintah dalam program lingkungan hidup mendapat sorotan kritis dari pegiat media sosial Preciosa Kanti, yang mempertanyakan alokasi dana konservasi hutan ke Brasil sementara bencana alam masih melanda Sumatra.
Preciosa Kanti mengungkapkan kekecewaannya terhadap kabar bahwa Presiden Prabowo Subianto dikatakan telah menyumbangkan dana sebesar satu miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp16,6 triliun untuk program penanaman pohon di hutan tropis Brasil.
"Ini benar?," tanya Kanti melalui akun media sosial X @PreciosaKanti pada 13 Desember 2025, mempertanyakan keakuratan informasi yang beredar tersebut.
Ia menegaskan bahwa jika kabar tersebut terbukti akurat, maka publik akan kesulitan untuk terus melakukan diskusi rasional mengenai skala prioritas pembangunan nasional.
"Karena jika ini benar, maka tidak ada gunanya lagi kita bicara," kata Kanti dalam pernyataannya yang bernada kecewa.
Lebih lanjut, Preciosa Kanti menggambarkan perasaan marah dan dikhianati yang mungkin dirasakan oleh masyarakat, khususnya mereka yang terdampak bencana di wilayah Sumatra.
"Dengan emosional, Kanti menggambarkan perasaan kecewa dan marah yang dirasakan sebagian masyarakat terhadap kebijakan tersebut," ujarnya.
"Ia menyebut kondisi itu seolah mencerminkan pengabaian terhadap rakyat sendiri di Sumatra," lanjut pernyataan yang disampaikannya.
"Dengan emosional, Kanti menggambarkan perasaan kecewa dan marah yang dirasakan sebagian masyarakat terhadap kebijakan tersebut," ungkapnya.
Di sisi lain, komitmen pendanaan Indonesia untuk konservasi hutan tropis global secara resmi telah diumumkan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo.
Hashim menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui kontribusi Indonesia senilai satu miliar dolar Amerika Serikat ke dalam Tropical Forest Forever Facility, sebuah skema pendanaan internasional untuk pelestarian hutan tropis.
"Komitmen Presiden Prabowo untuk ikut partisipasi dana 1 miliar dolar. Ini adalah untuk juga matching commitment dari pemerintah Brazil beberapa waktu yang lalu," jelas Hashim Djojohadikusumo.
Ia menambahkan bahwa kontribusi Indonesia ini berjalan beriringan dengan komitmen pendanaan dari negara lain, seperti Norwegia yang berjanji menyuntikkan dana tiga miliar dolar Amerika Serikat dalam kurun waktu sepuluh tahun.
Dukungan Indonesia terhadap inisiatif global ini sebelumnya telah ditegaskan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta, pada akhir Oktober 2025.
"Saya mendukung Brasil dalam kepemimpinan Brasil di COP30. Dengan inisiatif-inisiatif Brasil, mereka mendirikan suatu dana investasi untuk membantu melestarikan hutan, hutan tropis," kata Prabowo dalam pernyataan bersama usai pertemuan tersebut.
Sementara itu, bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di Sumatra sejak akhir November 2025 telah menyebabkan korban jiwa yang signifikan dan kerusakan infrastruktur yang parah.
Pemerintah pusat dan daerah saat ini masih berfokus pada upaya tanggap darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi di wilayah-wilayah yang terdampak bencana tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

