Sekelompok wisatawan asal luar daerah menggelar ritual aneh di lokasi Tapaktuan Tapak di Desa Kampung Pasar, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa (6/8/2019).
Ritual semacam pemujaan itu sontak saja mendapat protes dan kecaman dari warga setempat karena dinilai melenceng dari nilai Syariat Islam yang berlaku di Aceh.
“Seharusnya mereka mentaati nilai-nilai kearifan lokal yang berlaku di Aceh Selatan, sebab ritual semacam itu sangat melenceng dari Syariat Islam yang berlaku disini,” kata Sarbunis, salah seorang tokoh masyarakat setempat kepada Serambinews.com menyusul tersebarnya video ritual tersebut di lokasi Tapak.

Informasi yang beredar, kedatangan sekumpulan wisatawan yang belum diketahui asalnya itu ke Tapaktuan difasilitasi Komunitas Wisata Tuantapa (Kotatua).
Namun informasi itu dibantah tegas oleh Ketua Kotatua, Muchsin.
“Kita mengimbau, bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh umumnya dan Aceh Selatan khususnya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan Syariat Islam di sini,” imbau Sarbunis.

Terkait dengan informasi bahwa yang memfasilitasi kedatangan wisatawan tersebut ke Tapaktuan adalah Kotatua dibantah tegas oleh Muchsin.
“Kotatua tidak memfasilitasi mereka, tapi kita hadir karena di telepon sama yang fasilitasi,” jelas Muchsin.
Dijelaskannya, komunitas yang dipimpinnya itu hanya sekadar berfoto dengan wisatawan tersebut.
“Acara selanjutnya kami tidak tahu karena bukan kami yang memfasilitasi,” jelas Muchsin.
Pantauan Serambinews.com video yang beredar luas di media sosial tersebut berlangsung di lokasi Tapaktuan Tapa.
Ritual tersebut terkesan seperti ritual yang sering dilakukan masyarakat Hindu di Pulau Bali.
Para lelaki dan wanita berjilbab ini duduk menghadap ke laut dengan dengan menjulurkan tangannya seperti ritual pemujaan.
“Kepada anggota Polsek mereka mengaku itu hanya sebagai doa mereka kepada Tuhan mereka karena sudah sampai ke lokasi Tapak,” tambah Muchsin mengutip keterangan komunitas wisata tersebut saat dikonfirmasi oleh anggota Polsek setempat.