Pegiat Media Sosial, Permadi Arya atau Abu Janda memberi pesan pada para pendukung Presidium Alumni (PA) 212.
Abu Janda memberi pesan pada para pendukung PA 212 terkait pertemuan Gondangdia dan Teuku Umar.
Hal itu Abu Janda sampaikan melalui acara ‘Indonesia Lawyers Club (ILC)’ unggahan kanal Youtube Indonesia Lawyers Club pada Selasa, (30/7/2019).
Gondangdia disebut sebagai istilah untuk menunjukkan pertemua antara Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Sedangkan, Teuku Umur disebut sebagai istilah untuk menunjukkan pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Abu Janda meminta agar pendukung PA 212 cepat sadar bahwa politik itu dinamis atau berubah-ubah.
“Tolonglah jangan telmi gitu loh, jangan suka telat mikir, jangan suka telat mikir, telat sadar bahwa politik itu dinamis,” Abu Janda.
Pasalnya, hubungan antara elite-elite politik itu biasa saja.
Mereka bisa berpindah-pindah kubu sesuai dengan kepentingannya masing-masing.
“Jadi petinggi-petinggi partai di elite-elite di atas sana, hubungannya selalu cair, selalu baik karena di politik itu tidak ada kawan yang abadi, tidak ada teman yang abadi, yang ada kepentingan yang abadi,” ungkap Abu Janda.
“Mbok ya hidup itu jangan terlalu, hidup itu jangan terlalu naif, jangan terlalu lugu gitu loh,” imbuhnya.
Selain mengungkapkan pesannya pada para pendukung, Abu Janda turut menyampaikan pesan pada elite-elite politik yang hadir dalam acara ILC.
“Ini buat pelajaran bagi para elite. Halo Fahri Hamzah, pelajaran buat para elite juga kita kilas balik sedikit.”
“Ketika para elite menggunakan narasi-narasi anti Islam, kriminalisasi ulama, mereka itu seenaknya melempar wacana seperti itu,mereka tetap cair di atas.”

Abu Janda memperingatkan agar para elite politik bisa menggunakan narasi yang tepat agar tak terjadi perseteruan di kalangan bawah.
“Tapi di bawah di akar rumput Bang Karni kemarin ini, ini sudah mereka gontok-gontokan, siap menumpahkan darah,” ucap Abu Janda menggebu-gebu.
“Makanya banyak netizen 212 begitu kecewa begitu marah Pak Prabowo menemui Pak Jokowi.”
“Ini akibat narasi-narasi anti Islam, kriminalisasi ulama ini,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Abu Janda mengungkapkan rasa simpatinya dengan PA 212.
Dirinya menilai, PA 212 sering dirugikan oleh beberapa pihak.
Menurut pengamatannya sebagai netizen atau warganet, Abu Janda menilai PA 212 merupakan pihak-pihak yang sering dikecewakan oleh elite-elite politik.
“Jadi kalau kita cek jejak digitalnya, Bang Karni, alumni 212 ini tidak ada yang lebih sering nangis dikecewakan lebih dari Alumni 212. Nangis dikecewakan oleh elite-elite politik yang mereka dukung sendiri,” kata Abu Janda.
Bahkan, Abu Janda tak segan menganalogikan PA 212 sering dijadikan ‘keset’ (alas untuk membersihkan kaki) oleh elite-elite politik.
“Mereka ini sering dijadikan keset Bang Karni, tahu kan keset yang sering diinjak-injak itu,” ungkap Abu Janda.
Mendengar ucapan itu, pembawa acara Karni Ilyas lantas memotong bicara Abu Janda.
Karni Ilyas membantah bahwa PA 212 merasa sedih.
“Tapi biasa-biasa saja enggak nangis,” ungkap Karni Ilyas.
Sementara itu, tokoh-tokoh PA 212 justru tertawa mendengar perkataan Abu Janda.
Pada acara tersebut, PA 212 Haikal Hassan dan Mularman turut datang ke acara ILC.
Tak mau disangkal, Abu Janda mengatakan, dirinya merasa PA 212 dirugikan lantaran melihat panasnya perdebatan di media sosial.
“Ini mungkin enggak nyampe ke atas, tapi saya kan yang menyaksikan panasnya candradimuka di medsos itu, jadi saya enggak tahu netizen 212 enggak sampai ke petingginya,” lanjut Abu Janda.
“Jadi Bang Karni balik lagi, alumni 212 yang memang paling sering nangis dikecewakan oleh elite pendukung mereka sendiri,” ungkapnya.
Kemudian, Abu Janda melanjutkan contoh-contoh kecewanya PA 212 pada elite politik.
“Dari zaman Pilkada, sudah demo berjilid-jilid, sudah panas-panasan, begitu Anies Baswedan jadi Gubernur, kecewa ini jejak digitalnya ada,”
“212 bikin reuni 414, lalu Pak Anies enggak dateng, alumni 212 bilang Pak Anies seperti kacang lupa kulit.”
“Puncaknya Bang Karni, Pak Anies dibilang mengkhianati ulama lantaran tak mau membantu kepulangan Habib Rizieq,” papar Abu Janda.
Lihat Videonya mulai menit ke-09: