Satir ke Mensos Risma? Sujiwo Tejo Bahas Logika Bawahan Bisa Marahi Atasan

522
Sujiwo Tejo.

Budayawan Sujiwo Tejo baru-baru ini menanggapi akun-akun di media sosial yang terus “menggonggong” kepadanya untuk menanggapi perihal marahmarah seseorang atasan ataupun bawahan.

Ada empat poin yang Sujiwo Tejo uraikan dalam cuiatannya. Pertama, kata dia, bawahan memarahi atasan bahkan di depan umum itu ada logiaknya.

Sujiwo Tejo mengatakan ada contoh kasus kiai yang diprotes atau dimarahi oleh sejumlah santrinya di depan umum.

1) Mumpung lagi selo, baiklah kutanggapi gerombolan akun2 yg menggonggongiku,” ujar Sujiwo Tejo.

Bawahan memarahi atas bahkan di depan umum itu ada logikanya, Cuuk. Logikannya, atasan juga manuisa, pasti ada salah2nya juga. Ada bbrp kyai yg diprotes/dimarahi Santrinya di depan umum,” sambungnya, sebagamaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter @sudjiwotedjo pada Selasa, 5 Oktober 2021.

Sujiwo Tejo kemudian membeberkan tentang kasus kiai yang membiarkan dirinya dimarahi oleh para santrinya.

2) Kyai2 itu.. di Tulungagung, Jombang, Magelang dll membiarkan dirinya dikritik/dimarahi/dilok2no santrinya di depan umum agar sbg kyai dia terus-menerus belajar ..bhkan tak sedikit kenalanku kyai2 itu menghidupi keluarga si juru marah/maido/Lambe turah itu.. heuheuheu,” kata Sujiwo Tejo.

Selain itu, dalam sebuah riwayat, kata Sujiwo Tejo, Prabu Brawijaya V raja terakhir Majapahit kerap dimarah2i pembantunya Sabdo Palon.

3) Di riwayat pun, Prabu Brawijaya V raja terakhir Majapahit kerap dimarah2i pembantunya Sabdo Palon – Noyo Genggong. Di wayang, Prabu Kresna yg penasihat Pandawa aja juga kerap dimarah2i dan dipermalukan Wisanggeni, anak Pandawa ..heuheuheu,” tutur Sujiwo Tejo.

Terakhir, dia menjelaskan alasan kenapa tidak menyertakan atau mengutip permintaan salah satu dari gerombolan akun2 yang menggonggonginya.

4) Kok aku tak mengutip/me-RT salah satu di antara gerombolan akun2 yg mengonggongiku? Krn twitku ttg kemarahan itu satir, hanya yg meresponku dgn satir pula yg akan ku-RT. Nyaci maki aku/siapa pun itu gampang. IQ Melati bisa. Tapi bikin satir itu butuh IQ Berbintang .. heuheu,” katanya.

Sejumlah netizen pun mengomentari thread dari Sujiwo Tejo itu.

Tapi kan ya Ndak semua kyai ,,, bisa dikritik habis habisan oleh santrinya, karena santri juga punya adab,” kata akun @ABmusthofa89.

Dikritik bkn dimaki. Yai dikritik ttp dgn adab,” kata akaun @BahruddinMuh.

Pingin tau jd nya si santri si pembantu si anak pandawa marahin kyai and atasan nya sayang gk ada video nya sama gk ya om sm ibu itu marah marah nya smpai mendorong.” kata akun @inank420.***

Sumber Berita / Artikel Asli : Pikiran Rakyat

Berikan Komentar Anda

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here