JAKARTA – Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai Ali Mochtar Ngabalin bukan orang yang tepat menjadi Juru Bicara Presiden.
Itu lantaran Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat tugas baru sebagai Duta Besar untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan.
Disebut-sebut, Ngabalin akan mennggantikan posisi Fadjroel.
“Mohon maaf, Ali Mochtar Ngabalin sahabat saya, tetapi dia tidak tepat pada posisi jurubicara,” ungkap Emrus kepada RMOL, Selasa (14/9/2021).
Emrus pun memiliki penilaian sendiri kenapa sosok Ali Mochtar Ngabalin tidak pas menduduki kursi yang ditinggalkan Fadjroel Rachman.
Salah satu yang menonjol adalah pilihan diksi yang ia gunakan saat melontarkan pernyataan kepada publik.
“Saya mengatakan dia belum pas di posisi itu karena pilihan diksi yang dia gunakan,” ungkapnya.
Sebab, setiap pernyataan yang dilontarkan Ngabalin, dinilai Emrus selalu memicu polemik.
“Karena kalau jadi jurubicara presiden harus matang secara komunikasi,” sambungnya.
Jangankan Juru Bicara Presiden, Emrus juga menyebut, Ngabalin juga sudah tidak pas pada posisinya saat ini di Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
Rizal Ramli Disebut Bau Tanah
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menuding Rizal Ramli sosok pendendam dan sudah bau tanah.
Hal itu dikatakan Ngabalin menanggapi pernyataan Rizal Ramli yang menyebut Jokowi lebih layak dipenjara sebab banyak menebar berita bohong.
Menurut Ngabalin, Rizal Ramli sakit hati dan dendam. Namun dia tidak menjelaskan mengapa Rizal Ramli sakit hati.
Pernyataan itu disampaikan Ngabalin melalui akun Twitter pribadinya @AliNgabalinNew, Senin (13/9).
“Kalau yang ini orgnya sangat pendendam karena sakit hatinya dalam banget masuk sampai sum-sum tulang belakang,” tulisnya.
Diduga, pernyataan Ngabalin itu terkait dengan pemecatan Rizal Ramli dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada 2016 lalu.
“Nafsunya melebihi akal sehat dan yang tertinggal dalam otaknya hanya septic tank tunggu waktunya karena sudah bau tanah,” sambungnya.
Ngabalin membagikan tangkapan layar berita berjudul “Kata Rizal Ramli Jokowi Lebih Layak Dipenjara Sebab Banyak Tebar Berita Bohong”.
Ia menyebut Rizal Ramli dicopot Presiden Jokowi dari jabatan menteri karena tidak memiliki prestasi.
“Waktu menjabat nggak tahu prestasi apa yang dibuat, akhirnya dipecat OMG,” tandas Ngabalin.
Bagaikan Bumi dan Langit
Pernyataan Ngabalin itu pun panen kecaman. Salah satunya dari Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie.
Jerry malah balik melabeli Ngabalin sebagai orang yang tak berpendidikan karena tidak memiliki etika.
“Saya lihat bahasa bang Ngabalin kayak tak beretika dan punya sopan santun,” ujar Jerry, Senin (13/9) dikutip dari RMOL.
Jerry kemudian menyindir masa kuliah Ngabalin yang dihabiskan tidak sesuai dengan keilmuannya
“Kayaknya waktu di kuliah tak belajar etika dan tata krama. Atau hanya banyak belajar tata boga?” sindirnya.
Di samping itu, Jerry mengaku heran dengan posisi dan peranan Ngabalin di KSP.
Sebab sampai sejauh ini, Ngabalin hanya sering tampil ke media dengan gaya komunikasi yang mirip dengan buzzer.
“Bahasa ini seperti gaya para buzzer yang menyerang RR, orang hebat kok di bilang septic tank,” kecamnya.
Ia lantas membandingkan Ngabalin dengan Rizal Ramli yang jauh berbeda.
“Otak Nagbalin dan Rizal Ramli beda antara langit dan bumi. Orang kalau cerdas lingiustik verbal bahasa polite (sopan) dan juga santun,” tandasnya.
Sumber Berita / Artikel Asli : (ruh/pojoksatu)