Rizal Ramli Beberkan PLN Pernah Nyaris Bangkrut: Direksinya Datang ke Kami Ngemis-ngemis

542

Ekonom senior, Rizal Ramli membeberkan PLN yang sempat bangkrut sebelum terjadinya blackout tahun 2019.

Kejadian itu dikatakan Rizal Ramli PLN sempat akan bangkrut di tahun 2000-an.

Hal itu dikatakan Rizal Ramli saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club yang diunggah Selasa (6/8/2019).

Mulanya, Rizal mempertanyakan soal mati lampu yang terjadi di sebagian besar Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019).

Menurut Rizal, PLN memiliki pengamanan sistem transmisi yang berlapis sehingga ia heran bagaimana bisa listrik jeblok dalam wilayah yang luas dan dalam waktu yang cukup lama.

Terlebih pemadaman itu terjadi di kota besar seperti Jakarta.

Rizal menceritakan tentang kejadian serupa yang pernah terjadi di New York pada 1997 silam.

Saat itu, blackout dua hari di New York menyebabkan banyak terjadi tindak kejahatan seperti perampokan.

“Memang kejadian blackout di negara lain juga terjadi, di Newyork berapa kali,” kata Rizal Ramli.

“Bahkan tahun 1997 begitu terjadi blackout dua malam itu terjadi perampokan, macam-macam, berbagai kejahatan.”

Vice-nya manusia itu keluar saat terjadi blackout tahun 1997 di New York,” tutur Rizal.

Rizal mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum mendapat jawaban yang jelas dari PLN mengenai jebloknya listrik di hampir sebagian Pulau Jawa.

Rizal Ramli pertanyakan soal alasan pemadaman massal.
Rizal Ramli pertanyakan soal alasan pemadaman massal, Selasa (6/8/2019) malam (Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club)

Ia menyampaikan bahwa PLN memiliki empat sistem transmisi.

Dan cukup mengejutkan jika keempatnya bisa jeblok dalam waktu yang bersamaan.

“Saya memang ada pertanyaan pertanyaan yang saya kira belum dapat jawaban, yaitu kok bisa sih kan ada empat sistem transmisi, dua di utara, dua di selatan, kok bisa empat-empatnya sekaligus jeblok?,” tanya Rizal.

Lebih lanjut Rizal mempertanyakan sejumlah power station yang dimiliki PLN.

Ia menjelaskan bahwa PLN memiliki sekitar enam sampai tujuh power station yang mati dalam waktu yang bersamaan.

“Yang kedua ada enam atau tujuh power station yang juga shut down, kok bisa sekaligus?,” ucapnya.

Menurut Rizal, apabila hanya ada satu atau dua power station yang mati itu masih bisa ditoleransi.

Namun, yang terjadi justru semua power suply yang dimiliki PLN mati secara bersamaan.

“Mungkin satu oke dua oke, ada sistemnya tentu isolasi untuk kejadian ini atau apa, nah pertanyaan-pertanyaan ini belum dijawab secara resmi,” kata Rizal.

Hal tersebut dinilai janggal oleh Rizal karena di setiap power station PLN seharusnya memiliki sistem pengamanan yang berlapis.

“Apa sih kok bisa sistem yang berlapis-lapis keamanannya isolasi dan security-nya kok bisa jeblok sekaligus?,” lanjut Rizal bertanya.

Ia lalu menduga ada keteledoran sistem muapun SDM dari PLN.

Ekonom senior ini lalu membeberkan utang PLN dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.

Lalu Rizal Ramli bercerita soal pengalamannya yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia di era Presiden Abdurrahman Wahid.

Saat itu ia mengatakan PLN nyaris bangkrut.

“Tahun 2000, PLN nyaris bangkrut Bang Karni, modalnya minus Rp 9 triliun, asetnya hanya Rp 50 triliun,” kata Rizal.

“Direksi PLN datang sama kami ngemis-ngemis supaya disuntik dana APBN, kami tidak bersedia, bukan begitu caranya mari kita lakukan re-evaluasi aset PLN,” tambahnya.

Lihat videonya mulai menit awal:

 

Diberitakan sebelumnya, wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah mengalami pemadaman listrik pada Minggu (4/8/2019).

Dari rilis yang diterima TribunWow.com, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memohon maaf atas pemadaman yang terjadi akibat gangguan yang terjadi pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV, yang mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa.

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan,” ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka.

Selain itu terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya sejumlah Area Jawa Barat.

“Sekali lagi kami mohon maaf dan pengertian seluruh pelanggan yang terdampak akibat gangguan ini, kami berjanji akan melakukan dan mengerahkan upaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki sistem agar listrik kembali normal,” tutup Made.

Pengaturan penormalan dilakukan dari UP2B untuk meminimalisir pemadaman.

tribunnews

Berikan Komentar Anda

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here