KETUA Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengimbau seluruh kekuatan politik bersatu membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk menyelesaikan kerusuhan di Papua.
Prabowo Subianto mengimbau para elite melupakan perbedaan sikap politik terlebih dahulu, untuk kepentingan penyelesaian masalah di Papua.
“Semua kekuatan politik harus saling tolong-menolong, bersatu,” ujar Juru Bicara Prabowo Subianto Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi, Jumat (30/8/2019).
“Lupakan perbedaan sikap politik, bantu Presiden Joko Widodo untuk meyakinkan rakyat Papua bahwa Papua bisa lebih baik di masa yang akan datang dalam bingkai NKRI.”
“Tidak boleh lagi ada ketidakadilan dan rasialisme di bumi Indonesia termasuk Papua,” sambung Dahnil Anzar Simanjuntak.
Prabowo Subianto juga mengimbau masyarakat Papua memberikan kepercayaan kepada pemerintahan Jokowi, untuk menyelesaikan permasalahan dan melakukan pembangunan di Papua.
“Beliau mengajak rakyat Papua untuk memberikan kepercayaan kepada Pemerintah Indonesia untuk membuat Papua lebih baik,” katanya.
Prabowo Subianto, menurut Dahnil Anzar Simanjuntak, juga berharap masalah kerusuhan di Papua yang dipicu persekusi dan perlakuan rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, dapat segera reda.
Pemerintah bersama aparat keamanan, lanjutnya, harus bergotong-royong menyelesaikan masalah tersebut.
“Bahkan, di silaturahim-silaturahim dengan tokoh-tokoh politik sebelumnya, dengan Pak JK, Pak Budi Gunawan, Pak Jokowi, dan terakhir Bu Megawati, Pak Prabowo selalu memberikan atensi.”
“Agar negara segera menghadirkan kesejahteraan, keadilan, dan tata kelola pemerintahan, serta kemanan yang baik bagi Papua,” paparnya.
Sebelumnya, Mabes Polri mengungkap kronologi unjuk rasa berujung kerusuhan di Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, awalnya massa yang berunjuk rasa ingin bertemu anggota dewan adat dari Majelis Rakyat Papua (MRP).
Akan tetapi, ternyata sejumlah anggota dewan tak ada ditempat lantaran tengah melaksanakan kunjungan kerja.
“Karena massa mencoba menemui masyarakat dewan adat,” ujar Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019).
“Namun demikian, kebetulan beberapa anggota MRP sedang melakukan kunjungan kerja,” imbuhnya.
Kepolisian menduga massa kecewa karena tak bisa bertemu anggota dewan.
Oleh karena itu, massa melampiaskan kekecewaan dengan melakukan perusakan dan pembakaran.
Pembakaran itu, kata dia, menyasar bagian belakang kantor MRP yang kemudian merembet hingga bagian gedung tersebut.
“Karena kosong, mungkin massa kecewa, makanya dia melakukan perusakan, pembakaran, di belakang (kantor) terus merembet (ke Gedung MRP),” ucapnya.
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menduga pola aksi massa di Jayapura serupa dengan aksi massa di Deiyai, Papua, yang juga berujung rusuh sehari sebelumnya.
Kemiripan itu diduga terlihat dari adanya massa perusuh yang membaur dan menyusup di antara massa yang berunjuk rasa damai.
Namun, Dedi Prasetyo menegaskan pihaknya enggan mengambil kesimpulan secara cepat dan lebih memilih mendalami serta mencari fakta secara objektif terlebih dahulu.
“Polanya memang hampir mirip ya (dengan Deiyai), tetapi ini kita tidak boleh mengambil kesimpulan yang cepat.”
“Nanti aparat setempat setelah melakukan evaluasi malam hari ini (kemarin), nanti akan mencari fakta-fakta secara objektif,” paparnya.
Lapas Abepura Dirusak
Kerusuhan di Jayapura, Papua pada Kamis (29/8/2019), ternyata turut berdampak pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Abepura.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, lapas tersebut diduga turut dirusak massa dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan.
Ia mengatakan, pihaknya akan mendalami informasi tersebut lebih lanjut.
Ia mengaku belum mendapat informasi terbaru terkait kondisi lapas itu.
“Untuk pembobolan dan perusakan Lapas Abepura, masih belum dapat update terbaru.”
“Apakah ada warga binaan melarikan diri atau rusak di dalam saja, ini masih akan kami dalami dulu,” tuturnya.
Ada pun perusakan yang dilakukan oleh massa, awalnya menyasar bagian belakang lapas.
Namun, kemudian merembet ke kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), Polsek Jayapura Selatan, hingga perusakan pada kendaraan dinas dan mobil masyarakat.
Lebih lanjut, ia menegaskan situasi di lapangan sudah mulai kondusif dan masyarakat sudah kembali ke kediaman masing-masing.
Pihaknya bersama pemerintah daerah dan tokoh masyarakat juga terus berkomunikasi.
Dan mengimbau masyarakat untuk tak terprovokasi konten-konten yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
Komitmen Majukan Papua
Presiden Jokowi sangat menyayangkan kondisi Papua yang kembali rusuh pada Kamis (29/8/2019) kemarin.
Peristiwa ini adalah buntut dari aksi unjuk rasa susulan menyikapi rasisme yang menimpa mahasiswa Papua.
Aksi yang diikuti ratusan massa gabungan berakhir anarkis dan rusuh. Beberapa fasilitas publik pun dibakar.
Di antaranya, Kantor Majelis Rakyat Papua dibakar, kantor Telkom, kantor Pos dibakar, massa membakar kios dan ruko, sejumlah pusat perbelanjaan hingga hotel tutup.
Situasi mencekam, terjadi pemadaman listrik hingga kaca mobil Dandim 1701/Jayapura pecah dilempari batu.
Atas hal tersebut, Presiden Jokowi menyatakan bakal melakukan evaluasi secara keseluruhan.
“Semuanya akana kami evaluasi,” tegasnya di Alun-Alun Purworejo, Jawa Tengah.
Jokowi mengaku telah memerintahkan Menko Polhukam, BIN, Polri, dan TNI untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang melanggar hukum dan pelaku tindakan anarkis.
“Saya, pemerintah akan terus berkomitmen untuk memajukan Papua, baik dalam bidang fisik maupun SDM.”
“Agar kita semua utamanya, khususnya, mama-mama, mace, pace dan siapa pun, bisa lebih maju dan sejahtera,” paparnya.
Terakhir, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak semua pihak menjaga Papua tetap damai dan maju.
Meski berada di alun-alun Purworejo, Jawa Tengah dalam rangka kunjungan kerja, Jokowi mengaku tetap memantau dari jarak jauh.
“Saya terus mengikuti, dan juga saya sudah mendapat laporan situasi terkini di Papua, khususnya di Jayapura. Saya minta masyarakat juga tenang,” ucap Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini berharap masyarakat tidak melakukan tindakan yang anarkis, karena semua pihak bakal dirugikan.
Terlebih, apabila ada fasilitas umum yang rusak.
Jokowi lantas mengajak semuanya menjaga tanah Papua tetap damai, dan sama-sama mewujudkan Papua yang maju.
“Mari kita semuanya menjaga agar tanah Papua tetap menjadi tanah yang damai,”
“Saya ajak semua ketua dan tokoh adat, tokoh agama, dan kaum muda Papua untuk mewujudkan Papua yang maju dan tetap damai.”
“Sekali lagi, mari kita jaga tanah Papua menjadi tanah yang aman,” ujarnya. (Taufik Ismail).tribunnews