JAKARTA – Pemilik akun @LisaAmartatara3 resmi dipolisikan ke Polda Metro Jaya, Senin (12/8/2019) malam.
Laporan tersebut berkaitan dengan cuitan akun dimaksud yang dianggap menghina kader dan PDIP saat menggelar Kongres V PDIP di Sanur, Denpasar, Bali, 8-11 Agustus 2019 lalu.
Dalam cuitan yang diunggah pada 10 Agus 2019 itu, @LisaAmartatara3 menuding kader PDIP membawa berkah bagi para PSK Bali.
“Kongres PDI-P di Bali membawa berkah. Setidaknya, untuk para PSK (Penjaja Seks Komersial),”
“Para wanita malam itu mendapatkan rupiah lebih banyak dibanding hari biasa, karena banyaknya penggembira dan utusan kongres PDI-P yang melakukan transaksi,” tulis akun @LisaAmartatara3.
Laporan polisi itu sendiri dilayangkan politisi PDIP, Dewi Tanjung dengan dugaan pencemaran nama baik dengan Pasal 27 Ayat 3 Junto Pasal 45 huruf a Ayat 3 UU RI 19/2016 Tentang ITE.
Laporan tersebut bahkan telah tercantum dalam nomor Laporan LP/4952/VIII/2019/PMJ/Dit Reskrimsus tertanggal 12 Agustus 2019.
Sebagai barang bukti pendukung laporannya, Dewi membawa tangkapan layar cuitan akun @LisaAmartatara3.
Kepada wartawan, Dewi Tanjung menilai, cuitan akun dimaksud dianggap menghina.
“Saya melihat dia menghina kader PDI-P datang ke Bali untuk melakukan transaksi-transaksi dengan PSK-PSK di sana,” ucap Dewi Tanjung di Polda Metro Jaya.
Sebaliknya, ia menegaskan bahwa tudingan akun tersebut sma sekali tidak benar.
Sebab, selama gelaran kongres, kader partai berlambang banteng hitam itu tak memiliki waktu untuk bersenang-senang.
“Tidak ada waktu kami untuk keluar dari arena kongres dan cukup ketat sekali,” tegasnya.
Bahkan, sejumlah kader yang kedapatan keluar pun langsung mendapat sanksi tegas.
“Kader yang keluar itu (arena kongres) langsung ditegur dan dicabut kartu identitasnya,” jelasnya.
Sayangnya, setelah cuitan itu ramai diperbincangkan, akun @LisaAmartatara3 langsung dinonaktifkan oleh pemiliknya.
Sebelumnya, Ni Luh Djelantik juga mengunggah tangkapan layar cuitan @LisaAmartatara3 melalui akun Instagram pribadi miliknya.
“Lisa AmartaTara nama sosmednya, aslinya? Mbuh…doi bukannya emak-emak pepes itu? Trus apa beneran profesinya dokter?” tulis Niluh Djelantik.
Designer internasional itupun kembali merasa tersinggung dengan cuitan tersebut.
“Ampun dah… Duh, belum kelar urusan sama Lisa Marlina, lagi-lagi Bali di ‘otak-atik’ sama nih neng. Namanya Lisa juga. Lisa Amarta?” lanjutnya.
Sebaliknya, ia pun menantang si pemilik akun untuk buka-bukaan sekaligus balik melontarkan sindiran pedas.
“Neng, sampeyan punya data siapa saja yang melakukan transaksi? Atau sampeyan pegang database para PSK di Bali? Atau apakah sampeyan jadi kasirnya?” sindirnya.
Tak lupa, Niluh pun melontarkan tantangan kepada pemilik akun tersebut.
“Sini main ke Bali yuk. Sekalian bawain daftar utusan kongres dan juga PSKnya,” tantangnya.
“Cuss buatkan copynya ke PDIP, karena kalau omonganmu gak terbukti kan gak lucu nangis sambil peluk tiang listrik di pojokan,” ingat Niluh.
Disebut-sebut, akun @LisaAmartatara3 diyakini milik Lisa Lutrisa yang berprofesi sebagai dokter dan beralamat di Kabupaten Bekasi.
Dari tangkapan layar yang beredar di media sosial, si pemilik akun adalah anggota emak-emak PEPES (Perhimpunan Emak-emak Penggerak Indonesia Sejahtera).