Masyarakat Papua Tolak Referendum: Merah Putih Yes, Bintang Kejora No!

504

JAKARTA – Masyarakat Papua pro NKRI terus menyuarakan setia kepada Merah Putih. Kali ini giliran ratusan massa masyarakat Papua yang menggelar aksi di depan Isatana Negara, Minggu (1/9/2019).

Ratusan massa itu menamakan diri Aliansi Masyarakat Papua Indonesia (AMPI).

Selain meneguhkan kesetiaan kepada NKRI, massa juga tegas menolak wacana referendum untuk Bumi Cendrawasih.

“Kami ingatkan bahwa Papua setia pada Merah Putih, NKRI harga mati, tak ada tempat Bintang Kejora bagi kami. Merah Putih yes, Bintang Kejora no!,” tegas koordinator aksi, Rio Wanda.

Kata Rio, sudah menjadi kesepakatan bersama dan berdasarkan keputusan PBB bahwa Irian Barat, Papua, Papua Barat menjadi bagian sah dari Indonesia.

Makanya, Rio mengingatkan agar masyarakat Papua mewaspadai adanya upaya pihak yang sengaja ingin memecah belah bangsa.

“Hoaks alias berita bohong menjadi sumber bencana di Papua,” ucapnya.

Terbaru, lanjut Rio, ada pihak yang ingin mengadu domba umat beragama dengan menyebarkan video masjid terbakar melalui media sosial dan group Whatsapp.

Ia menyebut, bahwa hal itu merupakan upaya dari pihak-pihak tak bertanggunghawab untuk memperlebar konflik isu SARA di Papua.

“Mereka sengaja menggoreng isu untuk memperlebar isu SARA di Papua. Kok bisa-bisa bersenang-senang diatas penderitaan masyarakat Papua,” kecam Rio.

Selain itu, mereka sepakat kepolisian menyeret provokator, pengadu domba masyarakat Papua dan LSM pro asing yang ingin memperkeruh suasana di bumi Cenderawasih itu.

Mereka juga berharap TNI-Polri bersikap tegas memberikan rasa aman kepada masyarakat.

“Rakyat Papua jangan jadikan korban, mari bersama-sama ikut berperan mendamaikan tanah Papua. Kami berdoa konflik Papua segera berakhir dengan damai,” katanya.

Selain orasi, mereka juga menandatangani petisi di atas kain putih yang terbentang di sekitar lokasi aksi.

Tanda tangan itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas untuk menolak Referendum Papua dan menangkap provokator.

“Tanda tangan petisi sebagai bentuk dukungan agar Papua kembali kondusif dan damai. Juga menolak Referendum untuk Papua dan menangkap para provokator,” tegasnya.

(rmol/ruh/pojoksatu)

Berikan Komentar Anda

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here