Jakarta – Isu Wasekjen PAN Faldo Maldini pindah ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) santer beredar. Terlepas dari itu, Faldo dan PSI punya catatan panas-dingin hubungan, bisa disebut ‘love hate relationship’.
Kabar Faldo gabung partai yang diketuai Grace Natalie itu bermula dari iklan di koran lokal Sumatera Barat. Dalam iklan tersebut, foto mantan caleg DPR RI itu bersanding dengan logo PSI dan tulisan berbahasa Minang: ‘Sumangaik Baru’.
PAN yang menaungi Faldo belum bisa memberikan tanggapan. Baik Sekjen PAN Eddy Soeparno dan Wasekjen Saleh Partaonan Daulay mengaku harus berbicara terlebih dahulu dengan Faldo.
Pun demikian dengan pengurus pusat PSI yang menyatakan sebaiknya isu itu ditanyakan langsung kepada Faldo. Namun, suara pengurus PSI Sumatera Barat seolah memperkuat kabar Faldo gabung PSI.
“Kami belum bisa menjelaskan secara panjang-lebar. Tapi (rasanya) seperti itulah kira-kira,” kata Ketua DPW PSI Sumbar Ari Prima kepada detikcom, Rabu (18/9/2019). Ari Prima menambahkan sosok Faldo memang diincar untuk Pilgub Sumbar 2020.
Seperti dijelaskan di atas, Faldo dan PSI punya ‘love hate relationship’. Berikut sepenggal kisah antara Faldo Maldini dan PSI:
1. Saling Serang Gegara Pin Emas
Debat ini bermula ketika PSI menyebut Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) terlalu lama menikmati uang rakyat karena menganggap partai berlogo mawar itu mencari popularitas dengan isu pin emas bagi anggota Dewan.
“Sebagai Ketua MPR, seharusnya Pak Zulhas mendukung niat baik PSI untuk tidak ikut menghamburkan uang rakyat. Bukan justru menyerang niat baik kami ini. Ini seperti ingin membiasakan yang benar, tapi diserang oleh yang membenarkan yang biasa,” kata juru bicara DPP PSI Dedek Prayudi, Minggu (25/8/2019).
Faldo Maldini membela Zulhas dengan menyinggung biaya pemasangan baliho pemilu PSI di kawasan Gatot Subroto (Gatsu) Jakarta.
“Sudah lama hamburkan uang rakyat? Uang rakyat yang mana? Tugas pemerintah itu bukan berhemat, tapi mengoptimalkan pelayanan. Tidak ada temuan BPK atau KPK-nya. Kalau tidak ada bukti, ya itu lagi halu aja namanya,” kata Faldo kepada wartawan, Minggu (25/8/2019).
2. Debat soal ‘Negara Punah’
Di masa kampanye Pilpres 2019, Faldo Maldini yang menjadi salah satu juru bicara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kerap melontarkan pembelaan untuk pasangan calon nomor urut 02 itu. Ketika Prabowo ‘diserang’ kubu 01–termasuk PSI–karena berbicara ‘negara ini bisa punah’, Faldo turut pasang badan.
PSI ketika itu menyebut Prabowo tak berhenti menakut-nakuti rakyat dan menyarankan pertobatan.
“Pak Prabowo nggak pernah tobat, selalu menakuti-nakuti rakyat. Apa yang diharapkan kepada capres yang bisanya menebar ketakutan dan pesimisme?” ujar Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Senin (17/12/2018).
Faldo lalu meminta PSI tidak bicara sembarangan. Dia mengatakan tak seharusnya PSI merasa sebagai pihak-pihak yang paling suci.
“Jangan seolah-olah, ‘Saya (PSI) suci, lalu Anda pendosa,’ gitu mikirnya. Itu pecah belah namanya,” ucap Faldo, Selasa (18/12/2018).
3. Gaduh ‘Partai Inkonsisten’
Ketika posisi PAN kembali ramai dibahas seiring isu pengunduran diri Asman Abnur dari Kabinet Kerja, PSI mengkritik PAN sebagai partai paling tak konsisten. Untuk diketahui, posisi Asman Abnur sebagai MenPANRB saat itu disoroti lantaran PAN dianggap tak konsisten dalam mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wapres Jusuf Kalla (JK).
“Saya merasa PAN adalah partai yang paling tidak konsisten. Meski banyak beda pandangan, saya hargai Gerindra dan PKS yang istikamah menjadi oposisi,” kata Sekjen PSI Raja Juli Antoni kepada wartawan, Selasa (14/8/2018).
Membalas Toni, Faldo lalu mengungkit dukungan PSI kepada tokoh yang sempat diteriaki intoleran.
“PSI kan partai baru ya. Seharusnya fokus mengambil hati rakyat, jangan malah ikut serang-menyerang yang tidak produktif. Sumbang saja idenya, tidak terlalu memikirkan partai lainnya,” kata Wasekjen PAN Faldo Maldini kepada wartawan, Selasa (14/8/2018).
4. Mesra soal MK
Saat Prabowo-Sandi mengajukan gugatan hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK), Faldo Maldini membuat video berjudul ‘Prabowo Tidak Akan Menang Pemilu di MK’ yang diunggahnya ke YouTube. Dilihat detikcom, Senin (17/6/2019), video berdurasi 8 menit 40 detik itu dibagikan Faldo ke jejaring media sosialnya seperti Twitter.
Dalam video tersebut, Faldo menyatakan Prabowo tak akan menang di MK karena sejumlah hal.
“Di video kali ini gua akan menjelaskan tentang peluang Pak Prabowo di MK dan menurut gua Prabowo-Sandi nggak akan menang pemilu di Mahkamah Konstitusi,” kata Faldo Maldini mengawali videonya. Faldo telah mengizinkan detikcom mengutip video tersebut.
Ketua DPP PSI Tsamara Amany lalu menyambut baik video Faldo. Tsamara senang jika Faldo akhirnya sadar.
“Untuk Bang Faldo, alhamdulillah kalau sadar dam kembali ke jalan yang benar!” kata Tsamara.
(gbr/knv) detik