Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi)nampaknya mulai khawatir dengan langkah China yang ‘memainkan’ nilai tukar yuan, merespons hubungan dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang makin memanas.
Sore ini, usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jokowi mengumpulkan jajaran Menteri Ekonomi dan pemangku kepentingan terkait di Istana Merdeka untuk membahas antisipasi langkah China mendevaluasi Yuan.
Rapat yang digelar secara tertutup itu dilakukan usai Jokowi menggelar rapat terbatas dengan topik pembahasan persiapan Dubai Expo 2020 di Uni Emirat Arab (UAE) pada Oktober 2020 hingga April 2021.
Deretan menteri yang hadir yakni Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, hingga Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto.
Tak hanya itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun hadir dalam rapat yang berlangsung kurang lebih selama 2 jam itu.
Meski demikian, hanya para menteri Kabinet Kerja yang memberikan tanggapan usai rapat. Perry Warjiyo sebagai garda terdepan penjaga stabilitas moneter, memilih untuk diam dan meninggalkan awak media yang sudah menunggu.
“Artinya kita belum putus semuanya. Sedang dibahas. Masih ada hal-hal yang kita bicarakan lebih lanjut, sekarang belum waktunya menjelaskan,” tegas Menko Darmin, Selasa (13/8/2019).
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun ikut berkomentar mengenai hasil rapat tersebut. Menurutnya, pemerintah akan mendalami perubahan lingkungan global yang berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.
“Ya pertama kita perlu untuk memahami dinamika ini, karakternya seperti apa. Sehingga juga untuk ekonomi Indonesia kita memahami bagaimana implikasi dan kemungkinan terjadinya risiko,” tegasnya. (dru), CNBC Indonesia