Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mengatakan, sejak polemik Enzo ini mengemuka, TNI AD ingin membuka diri kepada semua pihak.
Namun, TNI AD juga tak ingin terpengaruh oleh informasi simpang siur yang beredar di masyarakat.
“Makanya kami lakukan penilaian tambahan untuk memastikan bahwa kami tidak salah,” kata Andika saat konferensi pers di Kantor Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
“Yang kami nilai, yang bersangkutan (Enzo) berdasarkan penilaian awal menggunakan alat ukur itu. Mereka yang diterima memang memenuhi syarat,” ujar dia.
Andika mengatakan, untuk memutuskan apakah Enzo Allie terpapar ideologi radikal, TNI AD mencari tahu dengan menggunakan metode ilmiah.
Metode itu baik di tahapan tes awal tentang psikologi dan ideologi, maupun di tes tambahan yang baru saja dilaksanakan.
Hasilnya, menurut Andika, terbukti bahwa nilai yang didapat Enzo tidak menunjukkan dugaan tersebut.
Berdasarkan kesimpulan atas tes tambahan dari alat ukur alternatif yang dilakukan TNI AD pada 10-11 Agustus 2019 lalu.
Hasilnya, Enzo memiliki nilai 84 persen atau 5,9 dari maksimal 7 untuk Indeks Moderasi Bernegara. Hasil ini menyebabkan Enzo dipertahankan di Akademi Militer.
© Disediakan oleh PT. Kompas Cyber Media Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa saat memberikan keterangan pers soal Enzo Zenz Allie di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019). Kendati demikian, Andika Perkasa menyebutkan bahwa jejak digital di akun media sosial Enzo bukan berarti tidak benar. Ia mengaku banyak menerima informasi terkait itu.
“Kami ingin mengetahui yang bersangkutan (Enzo) di mana. Misalnya, Indeks Moderasi Bernegara-nya. Pandangan yang bersangkutan kami ukur. Apa pandangan mereka tentang NKRI kami ukur,” kata Andika.
Tidak hanya itu, tentang keberagaman, toleransi beragama, dan hal-hal lainnya yang dipertanyakan dijawab dengan baik.
Meski demikian, Andika menyatakan bahwa ini tidak hanya dilakukan terhadap Enzo, tetapi juga para taruna Akademi Militer lainnya.
“Ini kan pendalaman. Kami mengklaim hasil ini berlaku selamanya, belum tentu juga. Paling tidak, saat ini kami merasa semua yang kami terima bagus,” kata Andika.
“Hanya saja kami berharap lingkungan mereka ikut membantu. Kami tetap ikut mendididk sehingga makin lama makin bagus. Kecuali ada kejahatan yang dilakukan. Ini beda lagi karena ranah pidana,” ujar dia.
Ia juga memastikan, dalam masa pelatihan ini, tidak ada perlakuan khusus yang diberikan kepada Enzo.
Enzo Allie akan tetap diperlakukan sama dengan para taruna akademi militer lainnya. kompas