Gempa Banten, Ini Penjelasan BNPB, Cianjur dan Sukabumi Rasakan Getaran Terlama

477

 JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, gempa Banten merusak tujuh rumah, tiga rusak sedang dan lima lainnya rusak ringan.

Hal itu didapat berdasarkan data sementara yang dihimpung dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, Jumat (2/8/2019) pukul 22/10 WIB.

Lima rumah rusak berat itu berada di Desa Neglasari, dan satu unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta Kabupayen Cianjur.

Sedangkan satu unit rumah rusak berat lainnya di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat.

Demikian disampaikan Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam keterangannya, Jumat (2/8/2019) malam.

“Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat dan Cililin. Satu rumah rusak ringan di Desa Cirawa Mekar, Kecamatan Cipatat, sedangkan empat lainnya di Kecamatan Cililin,” tuturnya.

Sementara itu, dua unit rumah mengalami rusak ringan dan rusak sedang di Kabupaten Sukabumi.

Rincian kerusakan satu unit di Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu dan satu lagi di Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak.

Kerusakan juga terjadi pada bangunan Majelis Ta’lim di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, dengan kategori rusak ringan.

“Di Kota Bogor, BPBD setempat melaporkan satu unit rumah mengalami retak-retak,” katanya.

Berdasarkan pantauan Pusdalops BNPB, 1.000 warga mengungsi di halaman Kantor Gubernur Provinsi Lampung.

Sedangkan 50 warga lainnya di Kabupaten Lampung Selatan mengungsi di EX Hotel Lima Enam.

Dalam kesempatan itu, setelah dimutakhirkan, gempa yang awalnya disebut berkekuatan 7,4 SR itu menjadi 6.9 SR dan dapat dirasakan di beberap wilayah.

“Warga di Kabupaten Pandeglang merasakan getaran lima sampai 10 detik. Warga panik dan keluar rumah, sebagian mereka mengungsi ke dataran yang tinggi,” bebernya.

Sementara, warga di Kabupaten Lampung Selatan merasakan gempa satu sampai lima detik.

“Mereka juga panik namun tetap waspada,” tuturnya.

“Sedangkan warga Sukabumi, mereka merasakan getaran lebih lama yaitu 15 sampai 20 detik sampai membuat panik dan keluar rumah.

“Demikian juga dengan warga Kabupaten Cianjur yang juga merasakan getaran sekitar 20 detik,” jelasnya.

Durasi getaran yang lebih pendek dirasakan warga Kabupaten Bandung dan Bandung Barat dengan waktu lima sampai tujuah detik.

“Sedangkan Kota Bogor 15 sampai 25 detik,” tutupnya.

Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bahwa peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB.

(ruh/pojoksatu)

Berikan Komentar Anda

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here