Lahirnya Front Pembela Islam (FPI) versi baru yang berganti nama jadi Front Persaudaraan Islam membuat publik khawatir lantaran organisasi massa yang satu ini dikenal kontroversial.
Salah satu warganet pengguna jejaring media sosial Twitter, dengan akun @Rizmaya__ menyampaikan pendapat pribadinya soal terbentuknya FPI versi baru.
Dia menilai, lahirnya FPI baru ini tak ubahnya seperti ular yang berganti kulit.
Hal itu lantaran, mau bagaimanapun FPI baru tetaplah sama dengan ormas terlarang seperti versi sebelumnya.
Sangat disayangkan, kata dia, apabila banyak pihak yang mendukung berdirinya FPI versi baru.
“Ini seprti ular yang berganti kulit. Apa pun nama yang telah diubah tetaplah sama. FPI tetaplah sebuah ormas terlarang yang seharusnya tidak didukung untuk dibentuk kembali,” kata akun tersebut, dikutip Hops pada Kamis, 9 September 2021.
Lebih lanjut dia pun memohon kepada pemerintah, terutama Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Keamanan Mahfud MD agar tidak meresteui apalagi memberikan izin berdirinya ormas terlarang tersebut.
“Saya mohon kepada pemerintah untuk tidak memberi ruang bagi ormas terlarang! @jokowi @mohmahfudmd,” imbuhnya.
FPI versi baru terbentuk!
Berawal dari Front Persatuan Islam, ormas ini kemudian belakangan berubah nama jadi Front Persaudaraan Islam.
Ormas Front Persaudaraan Islam (FPI) kini mempunyai pemimpin baru. KH Qurthubi Jaelani ditetapkan sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat FPI.
Buya Qurthubi sebelumnya merupakan tokoh yang disegani di kalangan internal Front Pembela Islam. Ia juga mantan ketua Front Pembela Islam Banten.
Dalam deklarasi Front Persaudaraan Islam, KH Qurthubi Jaelani merupakan salah satu deklarator FPI pada 8 Januari 2021.
Dalam deklarasi tersebut juga dihadiri tokoh lain, di antaranya KH Ahmad Shabri Lubis, KH Awit Mashuri, KH Tb Abdurrahman Anwar, KH Maksum Hasan, HB Muchsin Alatas, Teungku Muslim Attahiri, HB Umar Abdul Aziz Assegaf, HB Umar Assegaf, HB Bagir Bin Syech Abubakar, HB Hasan Assegaf, HB Faisal Alhabsy, KH Muhammad Arif Nur, HB Alwi Baraqbah dan Munarman
KH Qurthubi dekat dengan Habib Rizieq, foto-fotonya dengan Habib Rizieq terlihat. Saat Habib Rizieq bermukim di Arab Saudi, KH Qurthubi umrah menyempatkan bertamu dan bersilaturahmi dengan Imam Besar FPI tersebut.

KH Qurthubi juga mempunyai lembaga pendidikan Islam yaitu Pondok Pesantren Salafiyyah Al Futuhiyyah Lebak Banten.
Ia bersama FPI Banten pernah membuat terobosan yaitu memberikan bantuan sosial rumah bagi warga korban banjir bandang Lebak beberapa waktu lalu. Jadi FPI Banten membeli lahan sawah dan dibangunkan rumah untuk para korban banjir bandang.
Soal kelembagaan FPI, ormas ini punya dua asas dalam satu kesatuan. Asas keagamaan FPI adalah Islam, asas kebangsaan FPI adalah Pancasila. Asas ini tertera dalam Pasal 5 AD FPI.
FPI ini punya 5 paradigma juang yaitu Bela agama dan bela negara; Dakwah dan pendidikan Islam; Penegakan hukum dan HAM; Kemanusiaan dan penanggulangan bencana; Pengembangan media yang jujur dan amanah;
Sedangkan untuk program FPI punya tiga program juang unggulan yaitu deliberalisasi, deradikalisasi dan aswajaisasi.
Deliberalisasi yaitu menjaga Islam dan Pancasila dari rongrongan ideologi liberal yang menyerang Islam dan Pancasila, serta melahirkan bahaya ateis dan komunis serta kapitalis.
Untuk program deradikalisasi yaitu menjaga Islam dan Pancasila dari rongrongan ideologi radikal yang merusak Islam dan Pancasila serta melahirkan bahaya ekstrimis, teroris serta separatis.
Program Aswajaisasi yaitu menyebar luaskan ajaran ahlu sunnah wal jamaah yang menebar rahmatal lil alamin melalui dakwah dan hisbah serta jihad konstitusional.
Sumber Berita / Artikel Asli : Hops