Saat ini indikasi bisnis tes PCR sedang menjadi perbincangan hangat.
Kondisi tersebut terjadi ketika publik wajib melakukan tes PCR saat akan menggunakan pesawat terbang sebagai transformasi publik.
Atas kebijakan hal tersebut, tak sedikit lontaran kritik pada pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut.
Publik menilai, kebijakan tersebut dianggap akan semakin memeras uang rakyat di tengah masa sulit seperti saat ini.
Pemerintah sendiri telah mengeluarkan alasan untuk “berbisnis” dengan adanya aturan tersebut.
Pemerintah beralasan. diberlakukannya tes PCR sebagai syarat wajib di moda transportasi pesawat terbang ini adalah demi membatasi mobilisasi masyarakat.
Selain itu, tak kalah heboh terkait pemerintah yang tengah berencana untuk menerapkan syarat wajib tes PCR ini di semua moda transportasi.
Hal itu pun diduga yang menjadi emosi masyarakat tersulut lantaran dinilai akan menyulitkan.
Terlebih harga tes PCR sempat melonjak tinggi hingga mencapai Rp1,9 juta di bandara di Bali.
Menyikapi tingginya harga tes PCR ini, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan kemarin baru saja secara resmi menurunkan batas harga tertinggi tes PCR menjadi Rp275.000 untuk Pulau Jawa dan Bali.
Sementara itu, untuk di luar Pulau Jawa dan Bali, batas tertinggi harga tes PCR adalah Rp300.000.
Di sisi lain, Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, mengomentari kabar yang menyebutkan bahwa perusahaan penyedia alat tes swab meraup untung yang sangat tinggi.
Alvin Lie menyoroti meroketnya laba bersih yang didapat salah satu badan usaha perdagangan besar alat laboratorium, kedokteran, dan farmasi, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), hingga mencapai 840,59 persen.
Menurut Alvin Lie, kenaikan laba bersih perusahaan yang menyediakan alat tes swab ini merupakan bukti bahwa tes swab PCR ataupun Antigen adalah bisnis yang sangat menguntungkan.
Ia menuturkan, keuntungan atau laba yang diperoleh dari berbisnis tes swab PCR/Antigen ini sangat menggiurkan.
“Naaaaah….. Terbukti bisnis tes swab (PCR/ Antigen) labanya luar biasa menggiurkan,” ujarnya, dikutip dari cuitan di akun Twitter pribadinya @alvinlie21.
Diberitakan sebelumnya, IRRA sendiri memperoleh keuntungan yang meroket, yang mana pada akhir kuarta III 2021, IRRA mendapat laba bersih Rp84,92 miliar.
Laba ini mengalami kenaikan drastis, yang mana semula hanya sebesar Rp9.03 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya.***
Sumber Berita / Artikel Asli : Pikiran Rakyat