JAKARTA – Kelakuan dan tingkah polah Susi Tri Susanti sepertinya tak dapat diterima, bahkan oleh masyarakat Surabaya dan Jawa Timur.
Mereka pun lantas menumpahkan kemarahannya melalui akun Facebook milik perempuan berkacamatan itu.
Dari pantauan PojokSatu.id, kali terakhir akun tersebut aktif yakni pada 26 Juli 2019 lalu pukul 21.22 WIB.
Dalam unggahan itu, ia melontarkan protes terkait penyelenggaraan pelantikan dan Gebray PMR se-Surabaya.
Warganet yang geram pun beramai-ramai memenuhi kolom komentar dalam unggan itu. Seluruhnya, menghujat kelakuan mantan caleg Partai Gerindra itu.
Seperti yang diungkap pemilik akun Else yang menganggapnya sudah menjadi provokator kerusuhan di Papua.
“ibuk tri susanti kl g tau masalah yg se benar ny g usah ksh statement yg meresah kn dan kl g mo d bilang provokator mending diem aj atau ibuk mo d penjara kn krn dh menyebar kn hoax, silah kn pilih, pilih an ad d tangan ibuk!!!!” kecamnya.
Pemilik akun Ahmad Ardi bahkan seperti tak bisa menahan emosi dan kegeramannya.
“Oooh ini yg sukanya koar2. Wes tuek gk ruh opo2,,, kokean omong,” tulisnya.
Sementara, pemilik akun Momo Ono tak kalah geramnya.
“Bangsat tukang sebar hoax harus membusuk dipenjara ,, kalo perlu mampus sekalian dipenjara !!!” kecam Momo Ono.
Tak ketinggalan, pemilik akun menganggap bahwa apa yang sudah dilakukan Susi Tri Susanti itu benar-benar memalukan Surabaya dan Jawa Timur.
“Oh ini ternyata PROVOKATOR kerusuhan. Ngisin2 iii Suroboyo dan Jatim aee!! Lek ga nggawe rusuh opo o se yu?Ga mlebu surgo ta?” kecamnya.
Sedangkan pemilik akun Yugex Oka Mitri meyakini bahwa kerusuhan di Papua adalah akibat ulah Susi Tri Susanti.
“Papua rusuh gara2 mulut ibu ini ember, memang kampret tidak ada matinya sebar hoax,” kesalnya.
Tak ketinggalan, pemilik akun Irma Sari Nasution meminta kepolisian untuk menindak tegas perempuan berkacamata itu.
“Divisi Humas Polri tolong ditindak pemilik akun ini. Disinyalir penyebar hoax bendera dibuang ke got yg menyebabkan rusuh di sby dan papua,” pintanya.
Tak mau kalah, pemilik akun Desy menganggap bahwa apa yang dilakukan Susi itu hanya untuk mendapatkan uang.
“Dasar emak2 pengangguran !!! Bisa ada dimana2. Melakukan apa aja demi duit dan demi bls skt hati. sepandai2nya menutup kebusukan pasti akan terbongkar juga. Sadar bu…..udah tua…..ingat umur,” tulisnya.
Pun demikian dengan pemilik akun Setiadi Setiadi yang mendesak agar Susi ditangkap.
“Cari smpi dpt ngk ad kata damai ini ibu biang masalah viral kan,,sby dan papua rusuh krn aatu org ini cr smpi dpt kqmpretttt,” tegasnya.
Di sisi lain, pemilik akun Reny Indria Sawitri menyebut apa yang dilakukan Susi itu telah mempermalukan warga Surabaya.
“Semoga segera dicyduk .. ngisin2i wong Suroboyo !!” kecamnya.
Sebelumnya, Susi Tri Susanti pun akhirnya muncul setelah ramai video pernyataan wawancaranya yang menyebut adanya bendera Merah Putih dirusak dan dibuang ke selokan.
Ia pun lantas menyampaikan permohonan maaf di depan media terkait teriakan rasis yang terjadi dalam aksi dimaksud.
Akan tetapi, permintaan maaf itu dilontarkannya dengan mengatasnamakan masyarkat Surabaya.
Permintaan maaf itu disampaikan di Mapolda Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani, Surabaya Selatan, Selasa (20/8/2019).
“Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu,” ucapnya.
Perempuan yang kerap dipanggil Mak Susi itu beralasan, kedatangannya ke asrama mahasiswa Papua tidak lain untuk membela bendera Merah Putih yang isunya dirusak dan dibuang ke selokan.
“Kami ini hanya ingin menegakkan bendera Merah Putih di sebuah asrama yang selama ini mereka menolak untuk memasang,” kilahnya.
Terkait rekaman video yang melantangkan pengusiran, Susi membantahnya.
“Kami tidak berkeinginan untuk mengusir mereka (mahasiswa Papua,” katanya.
Susi juga membantah bahwa dalam aksi yang dikomandoinya sama sekali tak ada teriakan rasis.
“Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada,” katanya lagi.
Untuk diketahui, Susi Tri Susianti kali pertama dikenal publik saat ia menjadi saksi dari kubu Prabowo-Sandi dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Susi Tri Susanti juga tercatat sebagai caleg dari Partai Gerindra untuk DPRD Kota Surabaya Dapil III nomor urut delapan.