Abu Janda Sindir Alumni 212 Kejang-kejang Prabowo-Jokowi Bertemu, Haikal Hassan: Siapa yang Nangis?

888

Pegiat Media Sosial, Permadi Arya alias Abu Janda mengatakan para alumni 212 kejang-kejang atas pertemuan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan mantan capres Prabowo Subianto

Diketahui pertemuan keduanya terjadi di Stasiun MRT Lebak Bulus pada Sabtu (13/7/2019).

Dikutip TribunWow.com, hal ini diungkap Abu Janda Arya dari program ‘Indonesia Lawyers Club’, melalui siaran YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (31/7/2019).

Abu Janda mengamati dan mengklaim jagad maya heboh atas pertemuan Prabowo-Jokowi khususnya para alaumni 212.

“Sama yang heboh kemarin ketika Pak Prabowo berjumpa dengan Pak Jokowi rekonsiliasi di MRT, itu heboh jagat medsos,” ujar Abu Janda.

“Saya enggak tau balik lagi atau enggak ada koordinasi netizen 212 dengan para petingginya mungkin enggak turun ke medsos tapi ini real, fakta, netizen 212 kejang-kejang berjemaah kelonjotan massal, heboh sejagat medsos,” papar Abu Janda.

Pegiat Media Sosial, Permadi Arya atau Abu Janda mengatakan para alumni 212 kejang-kejang atas pertemuan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan mantan capres Prabowo Subianto
Pegiat Media Sosial, Permadi Arya atau Abu Janda mengatakan para alumni 212 kejang-kejang atas pertemuan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan mantan capres Prabowo Subianto (Capture Youtube Indonesia Lawyers Club)

Ia menuturkan akun resmi partai yang diketuai oleh Prabowo, Gerindra juga menjadi sasaran kritik.

“Akun resmi Gerindra itu ada beberapa hari di serbu di-bully di caci itu akun 212, itu akun MCA Muslim Cyber Army itu, enggak tahu resmi atau enggak, itu labelnya itu,” ujar Abu Janda.

Abu Janda juga mengatakan akun Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade turut diserbu.

Ia mengatakan akun Gerindra sibuk menjawabi serbuan dari netizen yang memberikan kritik.

“Pak Prabowo dibilang mengkhianati rakyat, sudah begitu ada juga jejak digitalnya, alamuni 2121 membuat pernyataan kami tidak lagi bersama Prabowo,” ujarnya.

“Puncaknya Bang Karni, sampai ada gerakan unfollow Prabowo dan Gerindra di medsos.”

Ia mengaku sempat membela Prabowo dengan mencuitkan di akun Twitternya.

“Tagar trending, mewek berjamaah, saya Bang Karni, saya sampai ngecuit ngebelain Pak Prabowo waktu itu, sampai di-retweet sama akun resminya partai Gerindra. Itu bisa dicek,” ujarnya.

Lihat videonya di menit ke 4.32

Jawaban Haikal Hassan

Sementara itu, Presidium Alumni (PA) 212, Haikal Hassan menanggapi ucapan Abu Janda.

Ia menuturkan pihaknya juga memiliki jejak digital serupa berisi akun anonim terlihat yang menyerbu akun yang dimaksudkan Abu Janda.

“Kalau Abu Janda punya jejak digital seperti itu, kita juga punya, kita juga kumpulin. Banyakan yang akun anonim,” ujar Haikal Hassan.

“Yang dibilang nangis lah, yah siapa yang nangis, wakilnya siapa gitu lo. Lalu dikatakan kita kecewa, kejang-kejang, maka saya katakan, okelah saya enggak mau terdegradasi karena mengomentari apa yang beliau sampaikan,” pungkas Haikal.

Satu di antara Presidium Alumni (PA) 212, Ustaz Haikal Hassan beberkan posisi kelompoknya di pemerintahan setelah pertemuan Gondangdia dan Teuku Umar.
Satu di antara Presidium Alumni (PA) 212, Ustaz Haikal Hassan beberkan posisi kelompoknya di pemerintahan setelah pertemuan Gondangdia dan Teuku Umar. (Capture Youtube Indonesia Lawyers Club)

Sebelum itu, Haikal juga beberkan posisi Alumni (PA) 212 di pemerintahan setelah pertemuan Gondangdia dan Teuku Umar.

Gondangdia disebut sebagai istilah untuk menunjukkan pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

Sedangkan, Teuku Umur disebut sebagai istilah untuk menunjukkan pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Menurut Haikal Hassan, PA 212 yang diisi oleh banyak ulama akan tetap menjadi oposisi pemerintah.

“Ulama itu pasti oposisi, jika tidak oposisi maka berhenti jadi ulama,” tegas Haikal Hassan.

Haikal Hassan mengatakan, hal itu seperti yang dilakukan oleh para Nabi.

Nabi selalu dianggap menjadi oposisi dari penguasa.

“Mari kita lihat sejarah, Ibrahim oposisi pada Namrud, Nabi Musa oposisi pada Fir’aun, nabi yang tidak oposisi sekaligus raja dia adalah Daud dan Sulaiman,” jelas Haikal Hassan.

“Nabi Isa itu oposisi terhadap Yudas dan semuanya, Nabi Muhammad lengkap, selama 13 tahun oposisi Abu Lahab, Abu Jahal, Abu Sofyan,” terangnya.

“Tapi Abu Janda belum ada di jaman itu,” tambah Haikal Hassan menggoda pegiat media sosial Abu Janda yang turut datang pada acara ILC.

Nabi Muhammad tidak menjadi oposisi saat dirinya menjadi pemimpin di masanya.

“10 tahun kemudian tidak oposisi karena beliau adalah sebagai Raja sebagai Jenderal sebagai pemimpin,” tutur Haikal Hassan.

Maka ditarik kesimpulan bahwa, PA 212 akan tetap berposisi sebagai Oposisi di pemerintahan.

“Maka jawaban hari ini adalah Gondangdia atau Teuku Umar jawabannya PA 212 di mana ? Di mana Ulama berada,” ungkapnya.

Lihat videonya di menit ke 11.24

tribunnews

Berikan Komentar Anda

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here