Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD tengah santer dibicarakan lantaran menggelar sayembara berhadiah total Rp 10 miliar.
Sayembara Mahfud MD bermula dengan seorang remaja bernama Enzo Zenz Allie yang lolos seleksi Akademi Militer (Akmil) dan dirumorkan terpapar radikalisme.
Berikut sejumlah fakta berkaitan dengan Enzo Zenz Allie hingga sayembara Mahfud MD yang dirangkum TribunWow.com:
1. Kronologi Akmil Disebut Terindikasi Radikal
Bermula dari sosok Enzo Zenz Allie, pemuda keturunan Perancis dan Indonesia yang dikabarkan lolos seleksi tes masuk Akmil TNI.
Video sosok Enzo yang tengah mengundang perhatian Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjadi viral, diunggah oleh akun YouTube Bataylon TV, Minggu (4/8/2019).
Wajah blasteran dan keinginan masuk Akmil sejak muda membuat Enzo menjadi perbincangan media.
Akun media sosial Enzo pun diketahui oleh publik.
Dalam foto profilnya, Enzo memegang bendera tauhid berwarna hitam.
Dikutip TribunWow.com dari TribunJabar.id, Kamis (5/8/2019), di Facebook, akun Salman Fariz menyebut Enzo Zenz Allie diduga sebagai simpatisan dari organisasi yang kini dilarang di Indonesia, yakni HTI.
“Penasaran dengan sosok Enzo Allie.
Remaja belasteran Indonesia-Prancis yang viral karena lolos jadi anggota TNI.
Iseng nyari akun FB-nya, wah ngeri-ngeri sedap juga rupanya.
Anak ini bersama ibunya yang bernama Hadiati Basjuni Allie terindikasi kuat sebagai simpatisan HTI.
Pendukung Khilafah dan anti pemerintah.
Kalau ayahnya sendiri yang berkebangsaan Prancis, menurut informasi telah wafat.
Bukan apa-apa, sekedar untuk kewaspadaan saja. Jangan sampai TNI “memelihara” anak ular.
Akun Enzo:
https://www.facebook.com/enzo.allie
Akun ibunya:
https://www.facebook.com/titie,” tulis Salman Faris, pada Rabu (7/8/2019).

2. Mahfud MD Dimintai Tanggapan
Mahfud MD lantas dimintai tanggapannya tentang sosok Enzo, saat berada di Jogja.
Ia menuturkan bahwa TNI berarti kecolongan.
”Kalau menurut saya, iya dong ( dicopot ), menurut saya ( Enzo ) tidak memenuhi syarat dari awal itu, melanggar prasyarat kalau memang gerakannya seperti itu. Tapi terserah TNI lah mau diapain,” ujar Mahfud, dikutip TribunWow.com dari Tribun-Medan.com, Senin (12/8/2019).
3. Tanggapan Menhan dan Moeldoko
Kepala Kantor Staf Presiden sekaligus mantan Panglima, Moeldoko menegaskan lolosnya Enzo dalam seleksi Akmil bukan berarti TNI kecolongan, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (12/8/2019).
“Istilahnya bukan kecolongan. Artinya, bahwa sesuatu itu undetected. Tetapi ingat, di TNI itu penilaian terus menerus, sangat ketat. Pasti akan ketahuan nanti kalau muncul penyimpangan-penyimpangan perilaku,” ujar Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Jika memang TNI meloloskan secara tidak tidak sengaja, Moeldoko mengatkan akan Ingatkan TNI Perketat Seleksi Masuk’.
“Saya belum koordinasi lagi sama panglima TNI. Saya akan sampaikan ke Panglima agar diwaspadai lagi,” ujar Moeldoko.
Sedangkan Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu juga turut memberikan tanggapan.
“Itu kan baru mau masuk. Saya suruh periksa. Kalau dia memang jiwanya begitu, ya enggak pantas,” ujar Ryamizard di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2019).
“Bagaimana bisa menjaga Pancasila kalau orangnya tidak pancasila? Tapi kita lihat dulu, kan lagi diperiksa TNI,” kata dia.
“Saya tidak mau cawe-cawe dulu lah. Periksa dulu, baru nanti saya ambil alih,” pungkas dia.
4. Klarifikasi Mahfud MD
DilansirTribunWow.com, Mahfud MD lalu memberikan klarifikasi saat menjadi narasumber di acara ‘iNews Sore’ unggahan channel YouTube, Official iNews, Selasa (13/8/2019).
Mahfud MD lalu menceritakan awalnya kalimat itu muncul saat ia diminta wartawan untuk menanggapi seorang remaja bernama Enzo yang lolos seleksi TNI.
“Begini lho ceritanya, saya pulang dari Rusia. Sesudah itu saya ke Denpasar, begitu saya ke kantor di Jogja, itu ada 4 wartawan,” ujar Mahfud MD.
Mahfud MD lalu ditanyakan mengenai kabar Enzo yang diterima di Akademi Militer yang disebutkan terpapar radikalisme.
“Wawancara ke saya ‘Pak gimana tentang Enzo Allie itu’ lho kenapa? Saya baru pulang dari Muskodam dari Denpasar, enggak dengar berita apa-apa. ‘Begini, ini TNI menerima Enzo di Akmil, ternyata ia diduga terpapar radikal,” ujar Mahfud MD.
Ia lalu mengatakan tak ada kalimat tauhid yang disebutkan, hanya dugaan Enzo terpapar radikalisme.
“Enggak ada kata Tauhid, saya juga enggak tahu apa kasusnya, oh saya bilang begini ‘kalau itu benar bahwa ada orang radikal masuk ke Akmil, berarti kecolongan dong TNI,” ungkap Mahfud MD menjelaskan.
“Tetapi juga tertulis diberita itu, saya sendiri ragu TNI kecolongan karena TNI itu ketat, memasukkan orang itu rekam jejaknya dari keluarganya di kampung, gurunya, kakeknya itu sudah dijejak lebih dulu,” tambahnya.
“Agak sulit percaya kalau kemudian TNI itu kecolongan, tapi kalau itu terjadi berarti kecolongan, saya kira begitu,” papar Mahfud MD.

5. Buat Sayembara
Mahfud MD pun menyelenggarakan sayembara dan mengatakan siap untuk memberikan uang Rp 10 juta.
Sayembara Mahfud MD yakni bagi mereka yang bisa membuktikan ia pernah ber-statement bahwa bendera tauhid adalah bukti adanya tindak radikalisme.
“Saya tantang siapapun yang pernah merekam saya atau mendengar saya atau mencatat saya di berbagai tempat atau ada di cuitan saya.”
“Bahwa radikalisme itu identik dengan kalimat Tauhid, siapapun yang bisa menunjukkan itu akan saya bayar setiap orang yang menemukan itu, Rp 10 juta,” jelas Mahfud MD.
“Saya meyakinkan diri tentang itu, karena saya memang tidak menganggap bahwa orang membawa bendera Tauhid itu radikal.”
Lihat Videonya di Menit ke 3.39
6. Siap Keluarkan Rp 10 Miliar
Mahfud MD yang serius dalam menyelenggarakan sayembara mengaku siap untuk mengeluarkan uang Rp 10 miliar.
“Ada yang tanya begini, ‘Pak Mahfud kalau ada yang menemukan betul dan yang menemukan seribu orang, apa mau dikasih masing-masing Rp 10 juta?’ Iya saya kasih,” ujar Mahfud MD.
Ia mengatakan tak memiliki uang Rp 10 miliar namun akan memberikan jika memang ada.
“Saya tidak bicara punya atau tidak punya, karena saya berani mengeluarkan sayembara itu karena tidak ada seorang pun yang bisa menemukan saya mengatakan itu,” tegasnya.
Lihat Videonya di Menit ke 9.19