Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat sebanyak 26 rumah rusak akibat gempa M 6,9 Banten. Jumlah tersebut berpotensi bertambah.
“Jumlah rumah yang rusak terus diperbaharui dan kemungkinan masih bertambah dan hingga kini relawan dan petugas BPBD masih melakukan pendataan di lokasi yang terdampak gempa,” kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, seperti dilansir Antara, Sabtu (3/8/2019).
Puluhan rumah yang rusak itu tersebar di 15 kecamatan, yaitu Parakansalak, Cikembar, Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Sukaraja, Waluran, Warungkiara, Cireunghas, Cisolok, Cicantayan, dan Ciemas. Rumah yang rusak berat berjumlah tiga unit, 16 rumah rusak ringan, dan 7 rumah rusak sedang.
Fasilitas lain, seperti bangunan majelis taklim di Kampung Sayang, RT01 RW01, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, juga rusak akibat gempa.
Sutisna mengatakan 9 warga mengungsi karena rumahnya rusak berat. Salah satunya keluarga yang berjumlah empat orang di Kampung Wanamukti RT 02 RW 13, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak.
Selain itu, satu keluarga beranggotakan tiga orang warga Kampung Samelang RT 01 RW 02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, dan satu keluarga beranggotakan dua orang warga Kampung Cihuni RT 03 RW 07, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, juga harus mengungsi karena rumahnya rusak berat.
Warga yang rumahnya rusak berat untuk sementara diungsikan ke tempat keluarga terdekat ataupun kerabat. Bantuan darurat mulai disalurkan BPBD, seperti alat perlengkapan makan, tidur, mandi, dan makanan siap saji untuk korban gempa Banten itu.
“Untuk kerugian masih dalam penghitungan, karena saat ini kami fokuskan untuk mendata rumah maupun fasilitas umum lainnya yang rusak. Data yang masuk ke kami pun statusnya masih sementara dan akan terus kami perbarui serta dievaluasi, khususnya terkait kategori kerusakan,” katanya.
(knv/knv) detik