Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

PSI: Dulu Ditertawakan Soal Whoosh, Kini Fakta Mulai Diakui sebagai Investasi Jangka Panjang

 

Repelita Jakarta - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia, Dian Sandi Utama, kembali menanggapi polemik seputar proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang kembali menjadi sorotan publik. Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun X @DianSandiU pada Jumat, 31 Oktober 2025.

Dian menyebut bahwa banyak pihak sebelumnya menertawakan PSI saat menyatakan proyek Whoosh tidak mengalami kerugian, namun kini mulai menyadari fakta yang terjadi di lapangan. Ia menegaskan bahwa proyek tersebut memang belum menghasilkan keuntungan, tetapi tidak merugi.

Pernyataan Dian sejalan dengan data yang disampaikan Ketua Dewan Energi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebut bahwa proyek Whoosh telah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri. Luhut juga mengungkap bahwa sejak mulai beroperasi pada Oktober 2023 hingga Februari 2025, Whoosh telah melayani lebih dari 12 juta penumpang.

Luhut menambahkan bahwa keberadaan Kereta Cepat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi wilayah-wilayah yang dilalui jalur tersebut. Ia menilai bahwa proyek ini merupakan langkah awal menuju pengelolaan infrastruktur besar yang efisien dan bertanggung jawab.

Sebelumnya, Ketua DPP PSI Bidang Politik, Bestari Barus, juga menyampaikan pandangannya mengenai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ia menyebut bahwa publik tidak seharusnya menilai proyek pemerintah hanya dari sisi untung dan rugi semata.

Bestari menyebut bahwa proyek tersebut merupakan lompatan besar pemerintah dalam menghadirkan transportasi modern berbasis teknologi tinggi. Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang berani mengambil keputusan strategis demi kemajuan bangsa.

Dalam unggahan Instagram pribadinya pada Senin, 20 Oktober 2025, Bestari menyatakan, “Kita patut juga mengapresiasi pemerintah melakukan lompatan cepat untuk menghadirkan satu transportasi berbasis teknologi yang luar biasa. Yang kemudian dinikmati walaupun baru oleh sebagian masyarakat pengguna.”

Ia menjelaskan bahwa narasi yang menyebut proyek kereta cepat merugi perlu dilihat secara proporsional. Menurutnya, belum tercapainya target kilometer secara maksimal bukan berarti proyek tersebut gagal secara finansial.

Bestari mencontohkan proyek LRT di DKI Jakarta yang pada awalnya dianggap tidak efisien karena jaraknya pendek. Namun seiring waktu, pembangunan tersebut menjadi bagian penting dari sistem transportasi ibu kota.

Ia mengingatkan publik untuk tidak selalu menilai proyek pemerintah dari sisi keuntungan finansial. Menurutnya, pola pikir seperti itu justru berpotensi menyakiti banyak pihak, terutama masyarakat di daerah yang membutuhkan pembangunan infrastruktur.

Bestari menyebut bahwa proyek seperti kereta cepat harus dilihat sebagai investasi jangka panjang untuk kemajuan bangsa. Ia menegaskan bahwa desain pergerakan dan dampak terhadap rakyat harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved