Repelita Jakarta - Menanggapi sorotan publik terkait utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan perintah khusus kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan CEO Danantara.
Perintah tersebut diungkap oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam keterangan usai rapat terbatas bersama tim ekonomi di Jakarta.
Presiden meminta agar kedua pejabat tersebut mencari cara dan menyiapkan berbagai opsi penyelesaian utang proyek Whoosh tanpa menimbulkan gejolak terhadap stabilitas ekonomi nasional.
Prasetyo menyampaikan bahwa dalam rapat tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya, dan CEO Danantara Rosan Roeslani diminta untuk menghitung ulang seluruh detail utang dan menyusun skenario terbaik, termasuk kemungkinan perpanjangan masa pinjaman.
Pernyataan tersebut disampaikan Prasetyo di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, dan dikutip pada Sabtu, 1 November 2025.
Ia menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya mengatasi dampak keuangan dari proyek Whoosh dengan membuka opsi negosiasi pembayaran utang.
Menurut Prasetyo, pemerintah sedang mencari skema yang paling efisien, termasuk perhitungan ulang nilai utang dan kemungkinan meminta kelonggaran waktu pembayaran kepada pihak pemberi pinjaman.
Lebih lanjut, Prasetyo menekankan bahwa persoalan utang Whoosh merupakan tanggung jawab bersama yang harus diselesaikan secara kolektif.
Ia menyebut bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk menyediakan transportasi publik yang layak dan terjangkau bagi masyarakat di berbagai sektor.
Prasetyo menambahkan bahwa pembenahan transportasi tidak hanya menyasar proyek Whoosh, tetapi juga mencakup kereta konvensional, bus, dan kapal yang saat ini sedang dalam proses peningkatan kualitas layanan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

