Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Chusnul Chotimah melontarkan kritik tajam terhadap usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto, yang menurutnya bertentangan dengan sejarah hubungan antara Nahdlatul Ulama dan rezim Orde Baru.
Melalui unggahan di akun X pribadinya pada Senin, 3 November 2025, Chusnul menyoroti dinamika masa lalu antara NU dan Soeharto yang menurutnya diwarnai oleh represi politik terhadap organisasi tersebut.
Ia menulis “NU dan Soeharto” sebagai pembuka cuitannya, lalu melanjutkan dengan pernyataan bahwa “Kebaikan NU dibalas represi Soeharto, NU mendesak Soeharto mundur.”
Chusnul menilai bahwa pengusulan Soeharto sebagai pahlawan nasional menjadi ironi sejarah, terlebih karena usulan tersebut datang dari Sekretaris Jenderal PBNU yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial.
Ia menyebut bahwa “Sekarang Soeharto malah diusulkan jadi pahlawan sama sekjen PBNU,” sambil mempertanyakan logika dan nurani Saifullah Yusuf melalui cuitan “Logika, akal sehat dan nuraninya @GusIpul_ID ini bagaimana ya?”
Dalam pernyataan terpisah, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjelaskan bahwa usulan pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto telah sampai di Dewan Gelar dan akan diteruskan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk diputuskan menjelang Hari Pahlawan pada 10 November.
Ia menyatakan bahwa keputusan akhir berada di tangan Presiden, dan proses pengkajian telah dilakukan oleh tim yang bertugas menilai kelayakan tokoh-tokoh yang diusulkan.
Gus Ipul juga menyebut bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan sejumlah kelompok yang menolak usulan tersebut dan telah menampung aspirasi serta keberatan yang disampaikan.
Ia menambahkan bahwa masukan dari pihak kontra akan dibawa ke forum rapat tim pengkajian dan penelitian untuk menjadi bahan pertimbangan dalam proses penetapan gelar. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

