Repelita Surabaya - Ir Soekarno dan Jenderal Besar Soeharto dinilai layak menyandang gelar Pahlawan Nasional atas kontribusi besar mereka dalam sejarah bangsa Indonesia.
Pada tahun 1986, negara menganugerahkan gelar Pahlawan Proklamator kepada Soekarno saat Soeharto masih menjabat sebagai Presiden dan Mandataris MPR.
Kemudian pada tahun 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi menetapkan Soekarno sebagai Pahlawan Nasional, mengukuhkan peran pentingnya sebagai Proklamator dan tokoh sentral kemerdekaan.
Sejarah mencatat berbagai jasa dan pengorbanan Soekarno, termasuk dinamika politik yang terjadi hingga meletusnya peristiwa G30S/PKI.
Seluruh peristiwa tersebut telah terdokumentasi dalam catatan sejarah dan menjadi bagian dari memori kolektif bangsa.
Kini, muncul usulan agar Jenderal Besar Soeharto juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, terlebih di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang pernah menjadi menantu Soeharto.
Usulan ini dipandang sebagai bentuk penghargaan yang layak diberikan kepada tokoh asal Desa Kemusuk, Yogyakarta, yang telah memainkan peran penting dalam berbagai fase sejarah bangsa.
Perjalanan panjang Soeharto dalam perjuangan kemerdekaan bersama Panglima Besar Jenderal Sudirman, serta perannya dalam mempertahankan kedaulatan negara dari ancaman Belanda dan pemberontakan PKI, menjadi bukti nyata kontribusinya.
Soeharto juga tercatat memimpin pengambilalihan Irian Barat, menumpas pemberontakan Madiun, dan menggagalkan upaya menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.
Selama lebih dari tiga dekade, ia memimpin pembangunan nasional yang meninggalkan jejak kuat dalam struktur ekonomi dan sosial Indonesia.
Soekarno dan Soeharto adalah dua tokoh besar yang lahir dengan takdir sejarah masing-masing, dan keduanya telah memberikan warisan penting bagi bangsa ini.
Setelah Soekarno mendapatkan gelar Pahlawan Proklamator dan Pahlawan Nasional, maka sudah sewajarnya Soeharto juga memperoleh penghargaan serupa dari negara.
Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto bukan semata karena kedekatannya dengan Presiden saat ini, melainkan karena rekam jejak sejarah yang telah ia ukir.
Jenderal Besar Soeharto dinilai pantas mendapatkan pengakuan tersebut sebagai bagian dari penghormatan bangsa terhadap jasa-jasanya.
Lebih dari itu, aspirasi rakyat Indonesia juga menunjukkan dukungan terhadap pengakuan tersebut sebagai bagian dari penghargaan atas pengabdian dan pengorbanan Soeharto bagi negeri ini.
Pernyataan ini disampaikan oleh Muslim Arbi, Direktur Gerakan Perubahan, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu, 5 November 2025. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

