Repelita Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk meninjau ulang rencana menjadikan India sebagai role model dalam peningkatan mutu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia menilai bahwa kebijakan tersebut perlu dikaji lebih dalam agar tidak salah arah dan tetap relevan dengan kondisi Indonesia.
Dalam keterangannya pada Minggu, 2 November 2025, Arzeti menyatakan bahwa belajar dari negara lain sah-sah saja, namun keputusan kebijakan harus berbasis bukti dan sesuai dengan konteks nasional.
Menurut data Global Hunger Index (GHI) 2025, India berada di peringkat 102 dari 123 negara dengan kategori serius, sehingga Arzeti mempertanyakan dasar pemilihan India sebagai model.
Ia menegaskan bahwa indikator kelaparan dan gizi India masih tergolong rendah, sehingga perlu ada penjelasan terbuka mengenai alasan pemilihan negara tersebut sebagai acuan.
Arzeti juga menyoroti pentingnya transparansi dalam proses pengambilan keputusan, termasuk siapa yang merekomendasikan India dan apa dasar kajiannya.
Ia mengingatkan agar kebijakan publik tidak diambil secara tertutup dan harus melibatkan pertimbangan yang komprehensif.
Sebagai alternatif, Arzeti menyarankan agar BGN mencontoh negara-negara dengan manajemen gizi terbaik berdasarkan laporan World Food Programme (WFP) dan School Meals Coalition.
Ia menyebut lima negara yang layak dijadikan acuan, yaitu Finlandia, Jepang, Norwegia, Belanda, dan Korea Selatan, yang telah terbukti menjaga ketahanan pangan dan gizi warganya dengan sistem yang efisien dan transparan.
Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan bahwa pihaknya menjadikan India sebagai role model untuk pelaksanaan program MBG.
Dadan menyebut bahwa sebelum melaksanakan program makan bergizi, tim BGN telah melakukan kunjungan ke India untuk melihat langsung implementasi program serupa.
Ia juga mengatakan bahwa bimbingan teknis dari India diharapkan dapat membantu peningkatan kualitas pelayanan MBG di Indonesia.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
