Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Herwin Sudikta Peringatkan Fanatisme Pendukung Jokowi, Kultus Individu Bisa Runtuhkan Demokrasi dan Akal Sehat

Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Herwin Sudikta menyoroti fenomena fanatisme politik yang berkembang di kalangan sebagian pendukung Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang menurutnya telah menyerupai bentuk kultus individu atau cult of personality.

Dalam keterangannya pada Senin, 3 November 2025, Herwin menyampaikan bahwa pola perilaku tersebut berpotensi mengancam kehidupan demokrasi karena menempatkan satu figur di atas kritik dan rasionalitas publik.

Ia mengungkapkan bahwa fenomena tersebut mengingatkannya pada pelajaran sejarah tentang kultus individu yang selalu berakhir dengan dampak buruk bagi masyarakat.

Herwin menegaskan bahwa meskipun Indonesia tidak berada dalam situasi ekstrem seperti tragedi Jonestown, pola dasar fanatisme yang berkembang memiliki kemiripan dalam hal penolakan terhadap kritik dan fakta.

Menurutnya, ketika seorang tokoh ditempatkan di atas kritik, maka nalar publik akan mulai runtuh secara perlahan dan berpotensi menimbulkan kerusakan sosial yang lebih luas.

Ia menyebut bahwa fanatisme buta membuat sebagian orang menolak fakta, membenarkan segala tindakan sang tokoh, dan memusuhi siapa pun yang memiliki pandangan berbeda.

Herwin menilai bahwa pada titik tertentu, politik tidak lagi menjadi ruang untuk membahas masa depan bangsa, melainkan berubah menjadi arena pembelaan tanpa arah yang mengabaikan logika dan rasionalitas.

Ia mengingatkan bahwa sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa pemujaan terhadap satu sosok tanpa ruang kritik akan berujung pada kehancuran masyarakat, bukan hanya tokohnya.

Menurutnya, ketika kritik dianggap sebagai bentuk penghinaan dan pemimpin dipuja tanpa batas, maka yang hancur adalah struktur sosial dan demokrasi itu sendiri.

Herwin pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk tetap waspada terhadap kecenderungan tersebut agar tidak terjebak dalam pola politik yang destruktif.

Ia menutup pernyataannya dengan pesan bahwa fenomena ini harus menjadi perhatian bersama demi menjaga kewarasan publik dan masa depan demokrasi Indonesia. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved