Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Anthony Budiawan: Bangga Whoosh Itu Mental Terjajah, Bukan Cermin Kemandirian Bangsa

Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Anthony Budiawan: Aneh kalau  KPK Masih Pertanyakan Aduan Masyatakat - Medius News

Repelita Jakarta - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menyampaikan kritik tajam terhadap klaim yang menyebut proyek Kereta Cepat Whoosh sebagai kebanggaan rakyat Indonesia.

Dalam unggahan di akun X @AnthonyBudiawan pada 3 November 2025, Anthony menyebut bahwa pernyataan tersebut mencerminkan rendahnya pemahaman terhadap persoalan mendasar yang melingkupi proyek tersebut.

Ia menulis: Pernyataan Whoosh sebagai Kebanggaan Rakyat adalah pernyataan bodoh.

Anthony menegaskan bahwa persoalan utama dalam proyek Whoosh bukan terletak pada aspek teknologinya, melainkan pada tata kelola keuangan dan potensi penyimpangan yang dapat merugikan negara.

Ia menyampaikan: Masalah Whoosh bukan masalah teknologi, tapi masalah korupsi dan merugikan keuangan negara.

Lebih lanjut, Anthony menyoroti keputusan pemerintah yang memilih bekerja sama dengan Tiongkok ketimbang Jepang, padahal menurutnya Jepang menawarkan skema yang lebih efisien dan murah.

Ia menyatakan: Harusnya pilih kereta cepat Jepang yang lebih murah.

Anthony juga mempertanyakan logika kebanggaan terhadap proyek yang seluruh komponennya merupakan hasil impor, tanpa kontribusi nyata dari industri dalam negeri.

Ia menulis: Barang impor 100 persen kok dibanggakan. Yang harus dibanggakan kalau bisa buat produk sendiri, seperti pesawat CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia.

Menurutnya, kebanggaan terhadap produk asing menunjukkan mentalitas yang tidak mandiri dan mencerminkan pola pikir terjajah.

Ia menegaskan: Masa bangga dengan produk kereta cepat asing. Kelihatan sekali mental inlander.

Anthony bahkan membandingkan fenomena tersebut dengan kebanggaan terhadap platform digital asing yang hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar konsumtif.

Ia menulis: Apakah kita bangga ada YouTube, WhatsApp, Facebook, yang menjadikan Indonesia sebagai pasar?

Bagi Anthony, bangsa yang besar seharusnya menumbuhkan kebanggaan terhadap karya anak negeri dan tidak sekadar menjadi pengguna teknologi asing.

Ia menilai bahwa arah kebijakan pembangunan nasional harus difokuskan pada penguatan industri dalam negeri agar tidak terus bergantung pada pihak luar. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved