Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

3 Alumni UTS Insearch Bongkar Fakta, Sertifikat Gibran Tak Layak Disetarakan Setingkat SMA

 

Repelita Sydney - Tiga alumni UTS Insearch yang diwawancarai langsung oleh pakar telematika Roy Suryo di sebuah restoran di Sydney, Australia, menegaskan bahwa lembaga tersebut hanya menyelenggarakan program kursus bahasa Inggris, bukan pendidikan formal setara SMA atau SMK.

Ketiganya menyampaikan bahwa UTS Insearch merupakan pusat persiapan akademik dan bahasa Inggris bagi mahasiswa internasional yang ingin melanjutkan studi ke University of Technology Sydney (UTS).

Redi, salah satu alumni, mengaku mengikuti kursus di UTS Insearch selama enam bulan dan menyelesaikannya pada akhir tahun 2005.

“Saya lulus dapat sertifikat,” ujar Redi dalam wawancara yang ditayangkan di kanal Youtube Refly Harun pada Senin, 3 November 2025.

Ia menegaskan bahwa program yang diikutinya murni kursus bahasa Inggris tanpa ada program pendidikan lain.

Alumni kedua, Samsul Bahri, menyampaikan bahwa dirinya mengikuti program serupa pada tahun 2005 hingga lulus pada 2006.

“Programnya hanya kursus bahasa Inggris. Nggak ada program lain. Cuma English Course,” tegas Redi kembali.

Samsul menambahkan bahwa UTS Insearch tidak memiliki hubungan dengan pendidikan setara SMA.

“Tidak ada hubungan sekolah setara SMA,” ujarnya.

Satria, alumni ketiga, menyebut bahwa ia mengikuti program dari Maret hingga Juli 2005 dan menyampaikan hal senada bahwa program tersebut hanya bersifat persiapan masuk universitas.

Ketiga alumni tersebut sepakat bahwa UTS Insearch bukan lembaga pendidikan formal, melainkan program pendukung untuk memenuhi syarat akademik dan bahasa Inggris agar dapat diterima di jenjang sarjana UTS.

Namun, kejanggalan muncul ketika diketahui bahwa sertifikat dari UTS Insearch yang diklaim oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah disetarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai ijazah setara SMA atau SMK.

Penetapan tersebut tercatat dalam dokumen resmi dengan nomor 9149/DD1/KS/2019.

Padahal, berdasarkan pengakuan para alumni, program tersebut lebih tepat disetarakan dengan kursus atau bimbingan belajar, bukan pendidikan menengah formal.

Pernyataan ketiga alumni ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai dasar dan proses penyetaraan yang dilakukan terhadap sertifikat Gibran.

Wawancara Roy Suryo ini memperkuat dugaan bahwa ada ketidaksesuaian antara fakta lapangan dan keputusan administratif yang telah dikeluarkan oleh otoritas pendidikan. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved