
Repelita Jayapura – Sebuah video yang memperlihatkan pemusnahan mahkota burung Cenderawasih oleh petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua menjadi viral di media sosial pada Senin, 20 Oktober 2025.
Dalam video tersebut, tampak sejumlah petugas membakar delapan mahkota Cenderawasih yang merupakan barang bukti hasil sitaan dari perdagangan satwa liar dilindungi. Proses pemusnahan dilakukan di halaman kantor BBKSDA Papua di Jayapura.
Tindakan ini sontak memicu gelombang reaksi keras dari masyarakat Papua. Banyak pihak menilai bahwa pembakaran mahkota Cenderawasih bukan sekadar pemusnahan barang bukti, melainkan penghinaan terhadap simbol budaya yang sangat sakral bagi masyarakat adat Papua.
Mahkota Cenderawasih selama ini dikenal sebagai atribut adat yang hanya dikenakan oleh ondoafi atau pemimpin adat dalam upacara-upacara penting. Keberadaannya tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga mengandung makna spiritual dan identitas kultural yang mendalam.
Warganet pun ramai menyuarakan kekecewaan mereka melalui berbagai platform media sosial. Unggahan video tersebut disertai komentar yang menyebut tindakan itu sebagai bentuk ketidaksensitifan terhadap nilai-nilai lokal dan adat istiadat Papua.
Salah satu akun menulis: “Ini bukan sekadar burung, ini simbol kami. Dibakar begitu saja, sama saja membakar harga diri kami.” Unggahan ini mendapat ribuan tanggapan dan dibagikan secara luas.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari BBKSDA Papua terkait alasan teknis pemusnahan dilakukan dengan cara pembakaran di ruang terbuka dan tanpa melibatkan tokoh adat setempat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

