
Repelita Pangkep – Hujan baru saja berhenti membasahi langit Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, ketika suara gaduh tiba-tiba memecah malam pada Senin, 27 Oktober 2025.
Di tengah suasana pesta keluarga yang diterangi lampu temaram, dua pria yang masih memiliki hubungan darah berubah menjadi lawan yang saling menyerang.
Beberapa teriakan terdengar sebelum semuanya berakhir dengan keheningan dan darah yang membasahi tanah.
Benar, telah terjadi perkelahian menggunakan senjata tajam antara H (64) dan A (45), ujar Kasat Reskrim Polres Pangkep, AKP Muhammad Saleh, Selasa, 28 Oktober 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan dengan nada datar, namun menyimpan kisah kelam tentang amarah, alkohol, dan kehilangan yang menyayat hati.
Berdasarkan penyelidikan awal, malam itu A datang ke pesta keluarga yang berlangsung di Kampung Irasat.
Tubuhnya masih mengeluarkan aroma ballo, minuman tradisional khas Sulawesi yang menyengat.
Ia mencari H, meski belum jelas apa tujuannya.
Tak lama kemudian, H tiba di lokasi bersama anak dan beberapa kerabat.
Pertemuan mereka langsung diwarnai dengan kata-kata kasar yang saling dilontarkan.
Dalam sekejap, kilatan besi dari badik melesat di udara.
Pertikaian berlangsung cepat dan brutal, dengan keduanya saling menyerang dan saling tikam.
H akhirnya terjatuh dengan luka parah di bagian dada dan perut.
Nyawanya tidak tertolong dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Sementara itu, A kini dirawat intensif di RS Barru akibat luka-luka yang cukup serius.
Di tengah kekacauan, seorang warga bernama S sempat berusaha melerai pertikaian tersebut.
Namun, ia justru ikut mengalami luka ringan akibat terkena sabetan senjata.
Pihak kepolisian kini telah mengamankan lokasi kejadian dan menyita badik yang masih berlumuran darah.
Penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan untuk mengungkap akar konflik yang menyebabkan pertumpahan darah di antara keluarga sendiri.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

