
Repelita Jakarta – Dugaan penggelembungan anggaran dalam proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh kini memasuki tahap penyelidikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
KPK menyatakan telah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap sejumlah pihak yang diduga mengetahui konstruksi proyek tersebut, meskipun identitas mereka belum diungkap ke publik.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menyampaikan bahwa proses permintaan keterangan dilakukan terhadap pihak-pihak yang dinilai memiliki informasi relevan terkait proyek di lingkungan PT Kereta Cepat Indonesia China.
“Tentunya pihak-pihak yang diduga mengetahui konstruksi perkara ini,” ujar Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa permintaan keterangan tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi dan konfirmasi yang dapat membantu mengungkap dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek tersebut.
Budi menambahkan bahwa sejauh ini semua pihak yang telah dipanggil menunjukkan sikap kooperatif dan bersedia memberikan keterangan kepada penyidik.
“Sejauh ini pihak-pihak yang sudah diundang dan dimintai keterangan kooperatif. Ya, artinya ini juga menjadi langkah positif dalam penyelidikan perkara ini,” katanya.
Meski demikian, Budi menyebut bahwa KPK belum dapat menyampaikan secara rinci materi yang sedang didalami karena proses masih berada pada tahap penyelidikan.
“Saat ini kami belum bisa menyampaikan detailnya secara lengkapnya seperti apa karena ini memang masih pada tahap penyelidikan. Namun, kami pastikan ya teman-teman bahwa penyelidikan perkara KCIC ini masih terus berprogres,” ujarnya.
Sebelumnya, Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube Mahfud MD Official pada 14 Oktober 2025 mengungkapkan adanya dugaan mark-up anggaran dalam proyek Whoosh.
Ia menyebut bahwa menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya pembangunan per kilometer kereta cepat mencapai 52 juta dolar Amerika Serikat, sementara di China hanya sekitar 17 hingga 18 juta dolar AS.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” katanya.
Mahfud mempertanyakan siapa pihak yang menaikkan anggaran tersebut dan ke mana dana selisihnya dialirkan, serta menegaskan perlunya penyelidikan menyeluruh terhadap pihak yang terlibat.
“Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” lanjutnya.
Pada 16 Oktober 2025, KPK mengimbau Mahfud MD untuk membuat laporan resmi terkait dugaan korupsi dalam proyek Whoosh, yang kemudian direspons oleh Mahfud dengan menyatakan kesiapannya memberikan keterangan.
Mahfud menyatakan pada 26 Oktober 2025 bahwa dirinya siap dipanggil KPK untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam proses penyelidikan.
Sementara itu, KPK pada 27 Oktober 2025 mengumumkan bahwa perkara dugaan korupsi dalam proyek Whoosh telah resmi masuk tahap penyelidikan sejak awal tahun 2025.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

