Jokowi Angkat Bicara Soal Proyek Whoosh namun Abai Bahas Dugaan Markup

 

Repelita Jakarta - Mantan Presiden Joko Widodo akhirnya menanggapi sorotan publik terkait polemik proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang belakangan kembali menjadi perbincangan hangat.

Dalam pernyataannya pada Senin, 28 Oktober 2025, Jokowi menegaskan bahwa proyek Whoosh sejak awal dirancang sebagai investasi jangka panjang dan solusi untuk mengatasi kemacetan kronis di wilayah Jabodetabek hingga Bandung.

Menurutnya, kemacetan di Jakarta sudah berlangsung puluhan tahun dan menjadi salah satu penyebab menurunnya produktivitas ekonomi. Ia menilai, pembangunan sarana transportasi massal seperti kereta cepat merupakan langkah yang harus diambil pemerintah untuk memperbaiki mobilitas masyarakat.

Namun, dari penjelasan tersebut, tidak ada keterangan lebih lanjut dari Jokowi mengenai bagaimana pemerintah mengantisipasi beban utang besar yang timbul akibat proyek kerja sama dengan pihak China itu.

Publik juga menyoroti ketidakhadiran penjelasan mengenai dugaan markup biaya pembangunan yang kini tengah diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Isu dugaan markup yang sempat mencuat disebut mencapai tiga kali lipat dari perkiraan awal dan kini menjadi fokus penyelidikan lembaga antirasuah tersebut.

Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD juga sempat mengungkap adanya kejanggalan dalam pembiayaan proyek Whoosh. Ia menyebut, biaya pembangunan per kilometer di Indonesia mencapai sekitar 52 juta dolar Amerika Serikat, jauh lebih tinggi dibandingkan di China yang hanya sekitar 17 hingga 18 juta dolar Amerika Serikat.

Pernyataan Mahfud itu semakin memperkuat desakan agar dilakukan audit menyeluruh terhadap proyek yang dikerjakan sejak masa pemerintahan Jokowi tersebut, mengingat besarnya potensi kerugian negara yang bisa timbul akibat ketidaksesuaian antara rencana dan realisasi di lapangan. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga