Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Jangan Dikit-dikit Ejakulasi, Yusuf Muhammad Sindir Euforia Politik terhadap Purbaya yang Baru Sebulan Menjabat

 Purbaya Ngaku Tak Tertarik Terjun ke Dunia Politik Meski Elektabilitas Tinggi - Metro Jambi

Repelita Jakarta – Pegiat media sosial Yusuf Muhammad menyampaikan kritik terhadap Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terkait penundaan rencana penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 8 persen.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @yusufmuhammad pada Kamis, 30 Oktober 2025, Yusuf menyebut bahwa langkah hati-hati Purbaya memang layak diapresiasi, namun ia juga mengingatkan agar publik tidak larut dalam euforia terhadap menteri yang baru menjabat.

“Saya tak ingin buru-buru. Lebih baik lambat tapi selamat. Pengalaman adalah guru terbaik, begitu kata pepatah,” tulis Yusuf.

Ia mengaku berbicara dari pengalaman pribadi, menyebut bahwa selama sembilan tahun terakhir dirinya merasa telah tertipu oleh janji-janji kebijakan yang tidak terealisasi.

“Sebagai orang yang sudah berpengalaman selama 9 tahun dan akhirnya kena kibul, maka langkah catur ke depan perlu dimainkan secara hati-hati,” lanjutnya.

Yusuf juga menyindir gaya komunikasi yang terlalu cepat diglorifikasi, dengan menyatakan, “Jangan dikit-dikit ejakulasi.”

Ia menyoroti nama Purbaya yang masuk dalam bursa survei calon presiden dan wakil presiden, padahal masa kerjanya sebagai Menteri Keuangan baru berlangsung sebulan.

“Masa kerja baru sebulan belum terlihat hasilnya, tapi sudah masuk survei digadang-gadang jadi capres/cawapres. Ini ada apa? Kek beli kucing dalam karung,” tulis Yusuf.

Dalam perbandingannya, Yusuf menyebut nama Dedi Mulyadi sebagai figur yang lebih masuk akal karena telah menunjukkan kinerja nyata selama bertahun-tahun meski tetap menuai pro dan kontra.

“Kalau KDM masih masuk akal karena sudah banyak orang tahu kinerjanya selama tahunan. Terlepas pro dan kontra,” ujarnya.

Yusuf menekankan bahwa Purbaya masih perlu waktu untuk membuktikan apakah kebijakannya benar-benar berpihak pada rakyat atau hanya sekadar janji manis.

“Tapi Purbaya baru sebulan dilantik. Menurut saya perlu dilihat dulu hasil kerjanya. Apakah semua sudah sesuai ucapan dan janji, atau hanya sekedar omon-omon?” tutupnya.

Sementara itu, Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean juga memberikan tanggapan terhadap naiknya nama Purbaya dalam survei elektabilitas sebagai calon wakil presiden terkuat untuk Pemilu 2029.

Dalam pernyataannya kepada media pada Kamis, 30 Oktober 2025, Ferdinand menyebut bahwa gaya komunikasi Purbaya memang diarahkan untuk kepentingan politik jangka panjang.

“Sejak awal kan saya sudah mengatakan bahwa gaya Purbaya itu punya kepentingan jangka panjang,” ujar Ferdinand.

Ia menilai bahwa pencitraan yang dilakukan Purbaya bertujuan untuk menarik simpati publik sebagai modal politik di masa mendatang.

“Saya tidak heran kalau ada yang mengatakan Purbaya itu calon terkuat sebagai cawapres 2029. Ya memang itulah tujuannya Purbaya,” katanya.

Namun Ferdinand mengingatkan masyarakat agar tetap berpikir kritis dan tidak mudah terpesona oleh gaya bicara yang belum terbukti dengan hasil kerja nyata.

“Jangan mudah terhipnotis dengan gaya-gaya pencitraan, ngomong ini ngomong itu, tetapi tidak bisa kerja nyata,” tegasnya.

Ia juga menyinggung janji Purbaya pada akhir September lalu yang menyatakan akan menagih utang dari sekitar 200 wajib pajak besar dengan nilai lebih dari Rp60 triliun dalam waktu seminggu.

“Sampai sekarang sudah mau habis Oktober, enggak kelar juga barang itu,” tutup Ferdinand.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved