Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Insiden Ambruknya Bangunan Ponpes Kembali Terjadi, PBNU Minta Pemerintah Turun Tangan

 Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa

Repelita Situbondo - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa meminta pemerintah segera turun tangan memperbaiki bangunan pondok pesantren yang sudah berusia tua dan berpotensi membahayakan keselamatan santri.

Permintaan tersebut disampaikan Kiai Zulfa menyusul insiden ambruknya bangunan asrama putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Syekh Abdul Qodir Jailani, Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada Rabu, 29 Oktober 2025, sekitar pukul 00.30 WIB.

Sebelumnya, musibah serupa juga terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, yang menyebabkan puluhan santri meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan mushala.

Kiai Zulfa menyampaikan harapan agar pemerintah dapat membantu pondok pesantren yang memiliki bangunan tua dengan cara melakukan perbaikan menyeluruh demi menjamin keamanan proses belajar para santri.

Ia menegaskan bahwa PBNU secara internal telah melakukan pendataan dan inventarisasi terhadap aset fisik pondok pesantren yang berada di bawah naungan organisasi tersebut.

Kiai Zulfa juga menginstruksikan Rabithah Ma’ahid Al Islamiyah (RMI) untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam membantu pondok pesantren tua yang berafiliasi dengan NU.

RMI merupakan lembaga yang menaungi jaringan pondok pesantren di bawah PBNU, yang saat ini tercatat berjumlah lebih dari 26.000 pesantren di seluruh Nusantara.

Dalam pernyataannya, Kiai Zulfa turut menyampaikan belasungkawa atas wafatnya seorang santriwati bernama Putri yang menjadi korban dalam insiden ambruknya bangunan asrama putri di Situbondo.

Ia menyebut bahwa Putri meninggal dunia dalam masa menuntut ilmu, dan berharap almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.

Bangunan asrama putri yang ambruk tersebut berlokasi di Jalan Pesanggrahan, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo.

Kapolres Situbondo AKBP Rezi Darmawan menyampaikan bahwa total korban dalam peristiwa tersebut berjumlah 12 santriwati.

Satu korban meninggal dunia dan telah dimakamkan pada Rabu pagi pukul 08.00 WIB.

Korban meninggal atas nama Putri (12), warga Dusun Rawan, Desa Besuki, Kecamatan Besuki.

Enam korban lainnya dirawat di Puskesmas Besuki, empat orang dirawat di RSUD Besuki, dan satu orang dirawat di RSIA Jatimned.

Rezi menyatakan bahwa pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara, namun belum dapat memastikan penyebab runtuhnya bangunan.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk mendalami faktor-faktor yang menyebabkan insiden tersebut.

Salah satu korban selamat, Aura Adelia (14), warga Desa Bungatan, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, menceritakan bahwa ia sedang tertidur lelap saat bangunan tiba-tiba ambruk.

Aura mengatakan bahwa dalam satu kamar terdapat 19 santriwati yang semuanya sedang tidur dan tidak menyadari adanya tanda-tanda keruntuhan bangunan.

Ia mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi, hanya menyadari bahwa kondisi saat itu sedang gerimis.

Aura baru menyadari bahwa kaki kanannya terluka parah setelah berhasil keluar dari kamar dan duduk bersama teman-temannya.

Ia merasakan perih dan melihat darah keluar dari luka di kakinya.

Setelah meminta bantuan, Aura digendong dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Aura juga menyebut bahwa ada empat korban lain yang mengalami luka serius, dua di antaranya dirawat di RSIA Jatimned dan dua lainnya dirawat di RSUD Besuki (*).

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved