Repelita Banda Aceh - Konser Slank yang dijadwalkan berlangsung di Lapangan Memanah Stadion Harapan Bangsa pada Sabtu, 25 Oktober 2025, resmi dibatalkan akibat konflik administratif dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh.
Acara tersebut awalnya dirancang sebagai bagian dari Panggung Sumpah Pemuda 2025, sekaligus memperingati 20 tahun perdamaian Aceh–RI dan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
Koordinator acara, Fitri Syafruddin, menyampaikan bahwa pada tahap awal, Dispora Aceh telah mengeluarkan surat izin penggunaan lapangan.
Namun secara mendadak, izin tersebut dicabut sepihak tanpa penjelasan hukum yang jelas.
Panitia sempat menunda acara dengan harapan kepemimpinan baru di Dispora dapat memberikan dukungan administratif yang lebih baik.
Sayangnya, pada jadwal pengganti, kejadian serupa kembali terjadi di bawah kepemimpinan pelaksana tugas Kadispora yang baru.
Pada awal Oktober, panitia telah menerima surat izin penggunaan lapangan, namun tidak disertai rincian tarif resmi.
Hingga menjelang pelaksanaan, Dispora tidak menerbitkan invoice sebagai dasar pembayaran retribusi.
Dalam rapat koordinasi di Polda Aceh pada Selasa, 21 Oktober 2025, Dispora tiba-tiba menetapkan tarif sewa Rp10.000 per meter persegi per hari, mengacu pada Qanun No 4/2024 dan Pergub No 34/2025.
Dengan ukuran lapangan sekitar 14.523 meter persegi, nilai sewa yang diminta mencapai Rp145 juta per hari atau lebih dari Rp700 juta untuk lima hari.
Panitia menyampaikan keberatan atas angka yang dinilai tidak wajar dan tidak proporsional.
Setelah menyampaikan keberatan, panitia dipanggil ulang oleh Dispora pada 22–23 Oktober dan diminta menyerahkan dokumen tambahan.
Meski seluruh izin resmi telah ditunjukkan, tidak ada kejelasan mengenai mekanisme pembayaran.
Keesokan harinya, petugas Dispora menutup area lapangan tanpa surat resmi maupun berita acara.
Dispora juga meminta ulang dokumen rekomendasi dari MPU Aceh dan persyaratan lain yang sebenarnya sudah tercantum dalam izin keramaian.
Penutupan venue dilakukan setelah vendor teknis, kru panggung, lighting, dekorasi, dan rigging telah selesai memasang seluruh peralatan.
Akibatnya, seluruh perlengkapan produksi yang sudah berada di dalam area tidak dapat digunakan maupun dikeluarkan.
Jadwal gladi resik teknis bersama Polda Aceh dan tim keamanan pada Jumat, 24 Oktober 2025, pun batal dilaksanakan karena area tetap tertutup.
Panitia langsung menghubungi Kadispora Aceh untuk meminta klarifikasi, namun dijawab bahwa lapangan tidak akan dibuka sebelum pembayaran penuh dilakukan.
Nilai pembayaran yang diminta dinilai tidak masuk akal, dan rekening tujuan yang diberikan bukan rekening resmi Pemerintah Aceh, melainkan atas nama Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh.
Panitia sempat meminta invoice resmi dan surat penagihan tertulis, namun hingga hari pelaksanaan, dokumen tersebut tidak pernah diterbitkan.
Tanpa dasar hukum yang jelas, panitia tidak dapat melakukan pembayaran dan akses lapangan tetap tertutup.
Dalam kondisi darurat, panitia mencoba memindahkan lokasi acara ke Taman Budaya Aceh.
Setelah evaluasi teknis, tempat tersebut dinilai tidak memadai untuk konsep acara nasional berskala besar.
Izin diberikan secara lisan oleh Kadisbudpar, namun kapasitas dan fasilitas tidak mendukung pelaksanaan acara.
Demi keselamatan dan kelayakan teknis, panitia akhirnya memutuskan menunda acara pada pukul 23.55 WIB.
Akibat pembatalan ini, Slank dan D’Masiv yang dijadwalkan tampil pada Sabtu, 25 Oktober 2025, batal manggung di Aceh.
Rafly Kande dan grup yang telah berada di Banda Aceh sejak sepekan sebelumnya juga dirugikan karena latihan intensif yang tidak membuahkan hasil.
Fitri menyebut bahwa kerugian akibat pembatalan ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, mencakup biaya sewa panggung, peralatan teknis, lighting, transportasi, akomodasi, latihan artis, dan promosi yang telah dibayar penuh.
Selain kerugian finansial, panitia juga mengalami kerugian nonmateri berupa hilangnya waktu, tenaga, dan momentum nasional akibat dua kali penundaan yang bersumber dari ketidakjelasan administratif Dispora Aceh.
Fitri menegaskan bahwa PT Erol Perkasa Mandiri selaku penyelenggara tetap berkomitmen untuk melaksanakan acara ini di waktu pengganti dengan dukungan penuh dari seluruh artis dan mitra strategis.
Panitia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berharap sinergi lintas lembaga dapat terjalin lebih baik demi terwujudnya kegiatan kepemudaan yang bermartabat di Aceh (*).
Editor: 91224 R-ID Elok

