
Repelita Jakarta – Suasana pembukaan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diwarnai ketegangan internal saat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Muhammad Mardiono naik ke atas panggung.
Panggung yang seharusnya menjadi tempat sambutan berubah menjadi arena adu yel-yel antara dua kubu kader yang berseberangan.
Mardiono, yang digadang-gadang sebagai calon kuat Ketua Umum periode 2025–2030, disambut dengan teriakan bersahutan dari para kader.
Di satu sisi, pendukungnya menyerukan kelanjutan kepemimpinan dengan teriakan “Lanjutkan! Lanjutkan!” sambil mengepalkan tangan ke atas.
Namun, suara tandingan tak kalah lantang datang dari kubu yang menginginkan perubahan di pucuk pimpinan partai.
“Perubahan! Perubahan!” teriak mereka dari sisi lain ruangan.
Situasi memanas, sejumlah kader terlihat saling adu mulut dan beberapa bahkan naik ke atas kursi.
Ketegangan tersebut memaksa Mardiono menunda pidato sambutannya.
Melihat suasana yang tak kunjung reda, pembawa acara mengambil inisiatif memutarkan salawat Nabi Muhammad SAW untuk menenangkan massa.
Setelah emosi mereda, Mardiono akhirnya dapat melanjutkan sambutannya.
Sebagai informasi, terdapat tiga nama yang digadang-gadang maju sebagai calon ketua umum PPP.
Mereka adalah Muhammad Mardiono, Agus Suparmanto, dan Husnan Bey Fananie.
Pemilihan ketua umum dijadwalkan menjadi bagian dari rangkaian Muktamar X PPP yang digelar di Ancol, Jakarta Utara, pada 27 hingga 29 September 2025.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PPP Mohamad Arwani Thomafi membeberkan mekanisme pemilihan Ketua Umum PPP periode 2025–2030.
Ia menyampaikan bahwa proses pemilihan tidak berlangsung instan, melainkan melalui serangkaian rapat paripurna yang ketat.
“Rapat dimulai dari paripurna pertama nanti jadwal Muktamar. Lalu paripurna kedua nanti membahas tentang tata tertib Muktamar,” ujar Arwani di Ancol, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 September 2025.
Setelah tata tertib disepakati, agenda berikutnya adalah laporan pertanggungjawaban dari pengurus DPP periode 2020–2025.
“Dilanjutkan rapat paripurna berikutnya adalah laporan pertanggungjawaban pengurus DPP 2020–2025,” tambahnya.
Baru setelah seluruh tahapan tersebut dilalui, muktamar akan memasuki agenda puncak yaitu pemilihan ketua umum.
“Lalu nanti ada rapat paripurna selanjutnya terkait dengan pemilihan,” jelas Arwani.
Mengenai nama-nama yang beredar di bursa calon, Arwani mengaku belum bisa memberikan kepastian.
Menurutnya, kandidat yang sesungguhnya baru akan terlihat saat proses pencalonan di forum pemilihan.
“Memang mekanismenya di forum pemilihan nanti yang benar-benar menjadi kandidat ya nanti akan disebut-sebut oleh peserta Muktamar. Apapun hasilnya, kita kembalikan kepada Muktamirin,” tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

